Header Ads

ad

SMRC: Pemilih PDIP dan PKS Paling Loyal

Jakarta - Survei Saiful Mujani Research & Consulting atau SMRC terbaru menunjukkan bahwa pemilih PKS dan PDIP merupakan pemilih paling loyal. Kemungkinan mereka tidak akan berubah pilihan pada Pemilu 2019.

"Pemilih yang paling loyal adalah pemilih PKS dan PDIP. Sekitar 80 persen pemilih PKS dan 77 persen pemilih PDIP bakal kembali memilih PKS dan PDIP di pemilu tahun 2019," ujar Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).

Survei SMRC digelar tanggal 7 - 13 Desember 2017 terhadap 1.220 responden yang memiliki hak pilih (usia 17 tahun) dengan jumlah yang responden yang tervalidasi 1.059 responden. Sampel responden ditarik secara multistage random sampling dengan margin of errornya kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Djayadi mengatakan pemilih tersebut berdasarkan hasil perolehan suara partai di Pileg 2014. Pada Pileg 2014, PKS meraih 6,8 persen suara dan PDIP meraih 18,9 persen suara. Pemilih yang memilih PKS dan PDIP pada pileg 2014, diprediksi akan kembali memilih kedua parpol ini.

"Jadi, PKS dan PDIP merupakan partai yang sedikit pemilih tidak loyalnya atau swing voters-nya, PKS hanya 20 persen dan PDIP hanya 23 persen. Hanya bedanya, PKS belum mendatangkan pemilih baru yang cukup berarti seperti PDIP," terang dia.

PDIP, kata Djayadi, berhasil mendatangkan pemilih baru yang jumlahnya cukup signifikan, lebih besar dari pemilih yang pergi atau mengubah pilihannya. Dengan demikian, jika dibandingkan hasil pemilu tahun 2014, pemilih PDIP bakal naik secara signifikan di pemilu 2019 mendatang.

"Selain karena swing votersnya rendah, PDIP mampu menarik pemilih baru dalam jumlah besar karena identifikasi PDIP dengan Jokowi. Faktor Jokowi juga membuat pemilih merasa dekat dengan PDIP dan tidak akan mengubah pilihannya dari PDIP," jelas dia.

Pihaknya, kata Djayadi juga sempat menanyakan ke responden terkait alasan memilih PDIP. Alasan utamanya adalah karena PDIP sebagai partai utama pengusung Jokowi (20 persen responden), disusul alasan lain seperti pelanjut perjuangan Soekarno (14,4 persen), merasa lebih memperjuangkan aspirasi rakyat (13,9 persen), partai yang banyak bekerja membantu masyarakat secara langsung (11,7 persen) dan kepemimpinan Megawati Soekarnoputri (6,8 persen).

"Alasan lain memilih PDIP adalah karena bersih dari korupsi, mampu meminpin bangsa ini, mengerti dan bisa mengatasi masalah yang dihadapi bangsa ini, PDIP dinilai partai yang kompak, dan melakukan kegiatan sosialisasi partai ke masyarakat," terang dia.

Lebih lanjut, Djayadi mengungkapkan partai yang pemilihnya tidak loyal atau banyak swing votersnya adalah Partai Demokrat. Dari hasil survei, hanya 49 persen pemilih Demokrat di 2014 yang akan memilih kembali partai tersebut di 2019.

"Pemilih Partai Demokrat sangat tidak loyal. Paling mudah berpindah-pindah ke lain hati, partai. 51 persen itu adalah swing voter" kata dia.

Dia mengatakan 12 persen swing voter Demokrat berpindah ke Partai Golkar, 10 persen ke PDIP dan 7 persen ke Gerindra. Pemilih lainnya menyebar ke PKB, PKS, Partai Nasdem dan partai lainnya.
"Selain Demokrat, swing voter di PAN diramalkan mencapai 50 persen, kemudian disusul PPP dan Hanura masing-masing 47 persen, Partai Gerindra 45 persen dan Partai Golkar 38 persen," jelas dia.



Sumber: BeritaSatu.com

Tidak ada komentar