Header Ads

ad

Proses Demokrasi Indonesia Masih Menuai Catatan

Jakarta (4/1) - Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman memuji pelaksanaan Pilkada 2015 dan 2017 yang secara umum berjalan dengan baik. Tetapi, ujar dia, masih ada catatan dalam proses berdemokrasi di Indonesia setelah era reformasi.

Menurut Sohibul munculnya desentralisasi dan otonomi daerah, ada beberapa catatan dalam melaksanakan proses demokrasi di daerah maupun pemilu.

"Yang pertama, demokrasi yang kita bangun demokrasi yang kita rayakan hari ini adalah demokrasi prosedural. Belum menunjukkan demokrasi substansial," kata Sohibul di Konsolidasi Calon Kepala Daerah di Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Pemilihan langsung yang berjalan baik di mana-mana, kata dia, tapi masih disaksikan juga pilkada khususnya, dan pemilu khususnya masih diwarnai money politic dan berbagai kecurangan-kecurangan. Menurut Sohibul itu tidak sesuai dengan semangat meningkatkan kualitas demokrasi. "Benar masyarakat ikut, tetapi karena ada money politic dan kecurangan, belum mencerminkan aspirasi sesungguhnya," ujarnya.

Kedua, lanjut Sohibul, tujuan demokrasi adalah mensejahterakan. Tapi ternyata hari ini, setelah 20 tahun melewati reformasi, Indonesia masih mengalami ketidakselarasan antara politik dan ketidaksejateraan ekonomi masyarakat. "Bahkan, angka pengangguran belum bisa kita sembuhkan. Sebuah fenomena yang perlu kita perhatikan secara serius," kata dia.

Ketiga, pada batas tertentu masih ada anarki-anarki. Bukan masyarakatnya, namun adanya tokoh-tokoh tertentu, yang belum dewasa berdemokrasi. Merangsang dan mendorong pengikutnya melakukan tindakan yang anarki.

Tidak ada komentar