Header Ads

ad

Ibu, Mata Air Generasi dan Peradaban

Jakarta (22/12) - Bagi masyarakat Indonesia, tanggal 22 Desember merupakan hari istimewa bagi para perempuan yang menjalankan tugas mulia sebagai ibu.  Berbagai ekspresi diungkapkan untuk memberikan atensi dan apresiasi peran-peran yang telah dilakukan sosok ibu. Ungkapan ini menunjukkan begitu pentingnya hadirnya ibu dalam kehidupan. Dan Peringatan hari ibu ini juga lahir dari salah satu goresan sejarah  kiprah mereka dalam mengambil andil untuk berpartisipasi bebaskan negeri tercinta Indonesia dari kungkungan penjajahan Belanda.

Sangat disadari peran dan kedudukan perempuan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, meskipun jumlah perempuan separoh dari masyarakat ternyata semua masyarakat ini lahir dari perempuan. Posisi dan peran inilah yang sangat menentukan warna sejarah dan perjalanan sebuah bangsa, tak ayal lagi jika kita mengatakan bahwa perempuan atau ibu merupakan pilar pondasi dari sebuah entitas yang bernama bangsa dan yang sangat dikenal dengan perempuan tiang negara.
Ibu mata air kehidupan

1.000 hari pertama kehidupan manusia sejak dia ada, menjadi perhatian negeri ini baik pemerintah dan masyarakat dalam upaya pembangunan SDM berkualitas. Masa ini disebut masa pondasi kehidupan dasar, sehingga berbagai upaya untuk menyelamatkan masa terpenting ini  agar generasi
yang dilahirkan adalah generasi yang unggul  dari sisi fisik, psikis serta tumbuh kembang sosialnya.

Di sinilah peran terpenting ibu untuk menjaganya, mendidiknya dan mengasuhnya dengan penuh kasih sayang dan penuh kehangatan cinta dengan sadar bahwa menyelamatkannya akan menyelamatkan seluruh kehidupannya. Peran kehamilan, melahirkan dan menyusui serta edukasi nilai-nilai yang diberikan selama interaksi 1.000 hari pertama kehidupan ini adalah masa tak tergantikan oleh yang lain.

Menyiapkan dan menjaganya memiliki makna telah menyiapkan dan menjaga masa depannya, sehingga diperlukan hadirnya sosok ibu yang sadar  dan terampil akan peran besarnya ini dan tetap terjaga dalam benteng-benteng kokoh yang bernama keluarga.  Dan sangat benar sebuah pesan bahwa ibu adalah sekolah yang utama dan pertama bagi setiap anak manusia yang dilahirkannya.

Menyelamatkan 1.000 hari pertama kehidupannya telah memberikan keleluasaan berkembangnya otak manusia hingga mencapai 80 persen – 90 persen dengan sempurna, dengan interaksi stimulasi yang diberikan akan membangun semua kebutuhan yang diperlukan untuk menjadi manusia unggul dan memberikan manfaat kepada kehidupannya kelak.

Dengan anugerah kesabaran, kelembutan, penuh kasih dan cinta,  ketelitian, ketelatenan serta kemampuan menanggung beban yang diberikan oleh Allah SWT kepada sosok ibu,  menjadi tempat dan lingkungan terbaik untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak yang lahir. Dan anak-anak inilah merupakan generasi yang akan menentukan warna zaman.

Mengajarkan dan mendidik dengan menanamkan nilai-nilai dasar dalam kehidupan, dari nilai rasa kasih dan cinta, menghormati, empati , kejujuran serta kesungguhan merupakan tugas sepanjang sejarah seorang  ibu.

Ibu Cerdas Penjaga Peradaban

Berbagai upaya dilakukan untuk menghadirkan perempuan  yang cerdas, dengan berbagai program baik skala regional, nasional dan dunia (MDGs-SDGs). Ukuran kebijakan   pembangunanpun tidak terlepas dari indeks pembangunan gender, menunjukkan perhatian dan  dorongan yang besar akan hadirnya masyarakat yang bermartabat dengan hadirnya para  ibu yang cerdas.

Namun ada beberapa catatan yang dirasakan kurang tepat, bahwa ukuran keberhasilan pembangunan kecerdasan perempuan dengan dilihat seberapa banyak kuantitas keterlibatan perempuan di ruang-ruang publik (ekonomi, social, politik) , tanpa diperhatikan sejauh mana keberhasilan dalam mendidik anak dalam keluarga. Karena hari ini kita dihadapkan persoalan serius terkait generasi yang lemah, dari sisi ideologi, perilaku, kesungguhan, keuletan sehingga telah berdampak pada persoalan sosial, ekonomi, hukum dan politik negeri ini. Diperlukan berbagai upaya pemerintah dan  masyarakat untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut dengan inovasi yang tepat dalam pembangunan dan anggaran yang harus dikeluarkan.

Perlu adanya kemauan kuat untuk mengembalikan situasi menguatnya peran perempuan dalam keluarga, terutama menguatnya peran ibu. karenanya kesuksesan generasi yang dididiknya akan berdampak menguatnya kapasitas masyarakat menyikapi perkembangan situasi zaman. Jadi  bukan kemajuannya di sisi pendidikan formal saja yang dipantau dan di advokasi, namun kemampuan perempuan menyiapkan kematangan dirinya untuk kuat dan tangguh menjadi pelopor kebaikan  dalam keluarga harus juga disiapkan dan dibangun.

Kecerdasan spiritual, emosional, skill mengelola masalah dan tahu sumber-sumber kebaikan dan cara menyelesaikan masalah serta kemampuan menanggung beban merupakan kecerdasan yang harus dimiliki oleh ibu pelahir pahlawan peradaban, serta kesabaran dan istiqomah mengantarkan cita-cita mereka untuk menjadi pemimpin dan pahlawan negeri ini.

Peran Membangun Peradaban

Peradaban terbaik tertulis dengan tinta emas sejarah yang sampai hari ini dirasakan dampak pembangunannya adalah peradaban yang dibangun oleh Nabi Ibrahim AS dan Rasulullah SAW. Dan salah satu pelopor pembangunnya, yaitu  ibunda Hajar Ra istri nabi Ibrahim As ibunda dari nabi Ismail As dan Ibunda Khadijah Ra istri Rasulullah SAW ibunda dari  Fatimah Azzahra (pemimpin wanita di syurga), mereka menjadi inspirasi para ibu dalam menjalankan perannya sebagai penjaga dan pendidik putra dan putrinya dalam keluarga.

Peran kedua ibunda ini telah memberikan dampak kemakmuran yang panjang dalam peradaban perjalanan manusia sampai hari ini. Sehingga disadari kelemah lembutan ibu, hangat kasih dan cintanya, perhatian dan pengayomannya, kesungguhan dan keteladanannya, keteguhan dan kesabarannya telah mengantarkan lahirnya SDM berkualitas  untuk membangun keselamatan keluarga, masyaralat dan  negerinya menjadi negeri yang makmur penuh  berkah.

Era zaman teknologi lnformasi hari ini yang sangat pesat dan menekan,  tentu dituntut  peran ibu yang lebih besar dalam mendidik, membimbing, mendampingi, mengasuh, mengayomi serta memberikan keteladan untuk  memilih dan memilah informasi yang tepat untuk diakses  agar tetap memberikan pengaruh positif bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan dan kebaikan masyarakatnya. Dan ibu tetap menjadi sumber inspirasi dan keteladan bagi masa depan bangsa dan zaman.
Semoga dengannya terlahir pemimpin negeri ini yang dapat membawa bangsa dan peradabannya menuju peradaban yang penuh berkah, amin.

Oleh: Siti Muntamah Oded MD

Sumber: Republika.co.id

Tidak ada komentar