Asam Manis Perjalanan Menghafal Al-Qur’an Anak Kedelapan (2)
Metode murajaah yang selama ini Saihul
Basyir terapkan adalah setelah selesai 30 juz, ia tidak langsung hafal
semua. Lancar-lancarnya menghafal ketika sudah memasuki 15 juz.
“Sulit sekali langsung lancar semua.
Rata-rata orang normal bisa menghafal lancar itu perhitungannya dua
tahun menghafal, empat tahun melancarkan hafalan. Tapi untuk anak di
bawah 16 tahun sepanjang yang saya tahu bisa lebih cepat dari waktu
itu,” ucap anak kedelapan dari 10 bersaudara ini.
Basyir membuat metode per pekan. Pekan
pertama harus diulang semua 30 juz. Yang sudah lancar ditutup
Al-Qur’annya, yang belum lancar dibuka. Ada pun yang bulanan terbagi
menjadi dua, yang lancar dan tidak lancar. Yang lancar 20 juz dalam
waktu tiga atau empat bulan dimurajaah dan disetorkan semua ke musyrif
atau ustadz. “Atau ke partner yang levelnya sama dengan kita. Dan
sepuluh hafalan sisanya dimurajaah di waktu quran time. Di
waktu yang segar seperti setelah shubuh. Lalu disetorkan bagaimana
menyetorkan seperti sebelumnya dalam waktu satu atau dua bulan itu
selesai. Bagian yang lancar sama ustadz yang belum lancar ke teman,”
ujar pemuda yang setiap sore mengajar di LTQ Al-Hikmah Program 30 Juz
ini.
Jika mengalami futur, Basyir mengaku
lebih memilih kegiatan eksternal seperti jalan-jalan dan membaca,
“Jalan-jalan ke lapangan main bola jalan-jalan ke toko buku atau membaca
biografi para ulama besar,”akunya yang pernah mengikuti lomba tahfidz
Al-Qur’an internasional di Kuwait ini.
Ramadhan tahun ini tidak jauh beda
seperti ramadhan sebelum-belumnya, aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI) ini mendapat amanah untuk menjadi imam sholat
Isya plus tarawih di beberapa masjid seperti Masjid Al-Hikmah Mampang,
PLN Duren Tiga, Deplu Cipete, masjid Said Naum Tanah Abang, Al-Iman
Cipinang dan di masjid dekat rumahnya Al-Kautsar.
“Masjid yang dekat rumah itu belum saya
singgahi (diimami tarawih) sampai sekarang he-he-he,” katanya yang
sempat menolak tawaran menjadi imam di tempat lain karena memang agenda
menjadi imam sudah penuh.
Ke depan, ia punya impian membangun
rumah Al-Qur’an. Saat ini ia bersama dengan ibunya pelan-pelan mencoba
merealisasikannya. “Intinya sebelum usia 30 harus terwujud,” tutur
pemuda 22 tahun itu yang kagum selain dengan Nabi Muhammad SAW dan
Utsman, juga kagum pada Sayyid Qutb, Abul A’la al Maududi, Hasan
Albanna, Diponegoro dan Muhammad Natsir yang punya integritas tinggi.
Post a Comment