Header Ads

ad

Ngaji di Puncak Gunung Patirana

Kemerdekaan mempunyai banyak arti khususnya bagi remaja Indonesia. Mereka memang tidak terlibat langsung dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Mereka kini justru menjadi pelaku utama karena menjadi pengisi kemerdekaan.

Usia belia tak menghalangi niatan remaja untuk mengisi kemerdekaan dengan berbagai kegiatan positif. Berbagai macam lomba bisa menjadi salah satunya. Belajar untuk persiapan masa depan sering dialamatkan pada mereka. Dan sehari menjelang kemerdekaan, beberapa remaja Bondowoso ingin memaknai kemerdekaan dengan cara gaya berbeda. Mereka yang sebelumnya tergabung dalam komunitas 'Ngaos' Ngaji on the Street akan mencoba 'Ngaom' Ngaji on the Mountain alias ngaji di puncak gunung.

Minggu pagi sekitar jam 6 pagi, wajah-wajah ceria tampak bersemangat menenteng rangsel. Menyusuri jalan naik turun lembah mereka berangsur menuju puncak tertinggi gunung Patirana Bondowoso. Seiring naiknya mentari, rasa lelah mulai menghinggapi. Kini mereka tertatih. Kalau tidak dibarengi canda tawa dan gurauan mungkin sudah mau pulang saja rasanya. Dengan memperkuat mental dan ketabahan akhirnya mereka tiba di puncak gunung Patirana.

Terbayar sudah semua lelah dan penat perjalanan. Angin gunung berhembus keras mendinginkan tubuh yang basah oleh keringat. Kegembiraan dan rasa syukur bersatu. Lalu duduklah mereka sambil mengeluarkan mushaf. Tujuan utama ngaji di puncak gunung segera mereka tunaikan.

Tenang, syahdu dan bergetar hati mendengar alunan kitab suci meluncur dr mulut mereka. Suara jangkrik seakan terhenti, rupanya mereka khusuk mendengar tiap ayat yg dingajikan. Mereka, para remaja Bondowoso itu memuaskan diri menikmati alam dengan membaca al Qur'an.

Setelah cukup istirahat merekapun turun. Tak lupa mereka ber-selfi ria. Semoga semakin banyak generasi pecinta qur'an.

Tidak ada komentar