Header Ads

ad

Serius Bahas Ketahanan Keluarga, KKI Hadirkan Diskusi Lintas Agama dan Budaya

Jakarta (21/12) -- Kongres Keluarga Indonesia (KKI) ke-2 menghadirkan diskusi ketahanan keluarga lintas Agama dan Budaya, Kamis (21/12/2017). Diskusi ini diikuti oleh 4 perwakilan lintas agama dan 3 perwakilan lintas budaya.
Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS, Diah Nurwitasari menjelaskan kehadiran perwakilan lintas agama dan budaya ini bertujuan untuk memahamkan kepada masyarakat bahwa masalah ketahanan keluarga adalah masalah bersama.
"Kami merasa perlu mengangkat persoalana keluarga dan menydarakan semua pihak ini bukan isue eklusif pks, bukan milik pks tapi ini adalah masalah kita bersama tantangan kita bersama kepentingan bersama," jelas perempuan lulusan Jerman ini.
Ia menambahkan, isu ketahanan keluarga ini bukanlah isu eksklusif PKS saja. Namun, isu ini juga menjadi perhatian dari berbagai agama.
"Apapun agamanya setiap agama semua meyakini bahwa keluarga adalah pondasi masyrakat dan semua juga memiliki aturan dan ajaran tentang keluarga di agamanya masing-masing," tambahnya.

Ia juga menerangkan, tanggapan yang beredar ditengah masyaraat saat ini mengenai ketahanan keluarga dapat dipatahkan dengan penjelasan dari perwakilan lintas budaya. Menurutnya, dari penjelasan masing-masing perwakilan tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa ketahana keluarga telah menjadi nilai-nilai luhur dari budaya lokal Indonesia.
"Jika kemudian ada yang berpikir bahwa Agama adalah urusan pribadi dan tidak bisa masuk lebih dalam dalam kehidupan berkeluarga, ini sudah terpatakan dengan penjelasn tadi. Terlepas dari urusan agamapun, kearifan lokal budaya kita sendiri sudah memiliki perhatian besar dan baik terhadap nilai-nilai keluarga," lanjut Diah.
Diah berharap, melalui diskusi lintas agama dan budaya ini semakin menyadarkan banyak pihak bahwa membangun kekokohan keluarga adalah pekerjaann bersama.
"Indonesia tidak mungkin bisa menjadi baik oleh PKS sendirian, ini butuh kerja bersama membangun keluarga yang kokoh, dan kita harus saling bergandengan tangan," tutupnya.
Diskusi ini dihadiri oleh perwakilan Agama Islam, Aan Rohana, perwakilan Agama Kristen Katolik, Natalia Sumarni, perwakilan Hindu, Ida Pedanda Gede Bang Buruan Manuaba, perwakilan Walubi Rusli Tan, perwakilan masyarakat Jawa, Daliyem Usman, perwakilan masyarakat Minang, Reno Puti Raudha Thaib, dan perwakilan masyarakat Dayak, Chartina Pinjad.

Tidak ada komentar