Header Ads

ad

Dibalik Klaim Sepihak Trump Terhadap Jerusalem

Mari kita tengok sejarah dunia dalam membaca klaim sepihak Trump terhadap Jerusalem. Trump membuat penryataan pada 2017 dan satu abad sebelumnya, 1917, ada deklarasi Balfour. https://en.wikipedia.org/wiki/Balfour_Declaration. Inti deklarasi adalah dukungan pemerintah Inggris untuk terbentuknya negara Israel di Palsetina. Dibuat oleh Arthur Balfour, menlu Inggris saat itu, kepada Lord Walter Rostchild, ketua komunitas Yahudi di Inggris. Deklarasi itu dilakukan di tengah Perang Dunia I (1914-1918). Inggris, Prancis dan Rusia (Sekutu) berhadapan dengan Jerman dan Austro-Hungaria (Central Power). Kemudian bergabung Italia, Jepang dan Amerika Serikat ke Sekutu; Ottoman dan Bulgaria masuk Central Power.

Perang dimenangkan Sekutu. Tapi karena Tsar Rusia terjungkal Revolusi Bolshevik (1917), Inggris dan Prancis muncul sebagai kekuatan baru dunia. Wajah Dunia Islam juga berubah oleh peristiwa penting Sykes-Picot Agreement. https://en.wikipedia.org/wiki/Sykes–Picot_Agreement. Itu adalah perjanjian Inggris dan Prancis yang disetujui Rusia, dibuat di tengah PD I (1916) karena yakin Sekutu akan mengalahkan Ottoman. Ottoman akan dibagi-bagi sebagai rampasan perang. Inggris dan Prancis punya jatah. Ada wilayah “brown area” termasuk Jerusalem, yang akan dikelola administrasi internasional setelah dikonsultasikan ke Rusia dan Syarif Husein sebagai gubernur Hejaz (Mekkah, Medinah dan Jeddah). Tapi kemudian “brown area” itu sepenuhnya diserahkan ke Inggris pada 1920, dikelola oleh badan Mandatory Palestine dari 1923 sampai 1948 saat negara Israel berdiri. https://en.wikipedia.org/wiki/Mandatory_Palestine

Rusia sejak awal tidak dominan dalam perjanjian itu, apalagi kaum Bolshevik membongkar perjanjian itu di media, yang mempermalukan Inggris, membuat murka Ottoman dan mengegecewakan raja-raja Arab yang telah mengkhianati Ottoman. Tapi yang pasti “Peta Sykes-Picot” itu telah membelah Imperium Ottoman sangat efektif dan cepat. Seluruh wilayah Arab non-Jazirah terlepas dari kekuasaan Ottoman. Kelak seluruh kawasan itu berubah menjadi pecahan negara-bangsa (nation-state) merdeka, sementara kabilah-kabilah Arab di jazirah menyusul menjadi negara merdeka berbasis kekabilahan (tribe-state). Batas negara di kawasan itu ditentukan oleh Inggris dan Prancis. Tapi semuanya lepas dari kekuasaan Ottoman. Itu sebabnya runtuhnya Imperium Ottoman tinggal masalah waktu, yang kemudian terjadi pada 1924. Jadi landscape baru seluruh wilayah Ottoman dibuat dalam Peta Sykes-Picot 1916, sementara proses awal pendirian Negara Israel digarap setelah Deklarasi Balfour 1917.

Kekalahan Ottoman dalam PD I pd akhir 1918, disusul keruntuhannya (1924), membuat ide Negara Israel makin mendekati kenyataan. Balfour bukan penggagas negara Israel, tapi Deklarasi Balfour adalah komitmen Inggris membantu Yahudi Zionist mendirikan Negara Israel yang mewadahi orang Yahudi dari seluruh dunia.Di Amerika, sejak 1995 ada Jerusalem Embassy Act, UU untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Israel. Dengan pemindahan ini, AS mengakui ibu kota Israel adalah Jerusalem. https://en.wikipedia.org/wiki/Jerusalem_Embassy_Act

Walau sudah disetujui Kongres, Presiden AS sebelumnya, Clinton, Bush dan Obama memilih mengabaikan (waiver). Trump sendiri tanda tangan waiver pada Juni sebelum mengumumkan pada Desember ini. Mengapa pada 2017 Trump buat penyataan? Rupanya satu abad dianggap waktu yang cukup. Klaim Trump menghancurkan usaha perdamaian di Timur Tengah dan memunculkan krisis kemanusiaan.

Indonesia harus terus bersikap tegas. Diplomasi dan tindakan berani sudah waktunya ditunjukkan, baik melalui OKI maupun langsung ke AS. Ingat kata Bung Karno, “Selama kemerdekaan belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel.” Semangat ini harus terus kita nyalakan dalam hati. Kemerdekaan segala bangsa adalah janji konstitusi kita. Kobarkan semangat Indonesia!! Allahu akbar!!

Tidak ada komentar