Pemerintah Harus Hadir Atasi Harga Cabai yang Melangit
Semarang (10/1) -
Tahun 2017 masyarakat Indonesia diberikan hadiah yang tidak mengenakkan
berupa melambungnya harga komoditas cabai yang sangat tinggi. Dari pasca
tahun baru hingga saat ini harga cabai rawit merah terus mengalami
peningkatan dan diikuti komoditas pokok lainnya.
Anggota Komisi B DPRD Jateng, Ikhsan
Mustofa berharap pemerintah hadir dan segera melakukan upaya untuk
mengendalikan harga cabai yang semakinmelangit.
“Kalau ada pembiaran harga cabai naik,
masyarakat semakin panik, karena baru awal tahun, harga cabai ditambah
harga bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan rumah tangga naik drastis,
maka kami berharap ada upaya segera dari Pemerintah untuk mengantisipasi
hal ini, pemerintah harus hadir menjadi solusi, sifatnya mendesak,”
katanya di Semarang, Selasa (10/1/2017).
Legislator Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Jateng ini juga menyayangkan lambannya penanganan pemerintah
mengendalikan harga. Bahkan Ikhsan cukup kecewa dengan Kementerian
Perdagangan yang berencana tak akan melakukan intervensi harga cabai.
Diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag)
Enggartiasto Lukita baru-baru ini mengatakan tak akan melakukan
intervensi harga cabai Mendag pun tak bisa menjamin harga cabai bisa
turun dalam waktu dekat. Menurutnya, tak akan ada operasi pasar untuk
menekan tingginya harga cabai.
"Memang ini terlalu lambat
penanganannya, kalau dilakukan oleh pemerintah sesegera mungkin tidak
separah ini dan bisa ditekan dibawah angka Rp 100.000 per kg, tetapi ini
karena sudah terlambat," kata Ikhsan.
Pemerintah, kata Ikhsan, harus segera
melakukan langkah konkrit untuk kembali menstabilkan harga cabai di
pasaran, bukan mencari pembenaran dan sibuk mencari alasan, seperti yang
dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menyebut faktor hujan
menjadi penyebab kenaikan harga cabai.
“Mungkin saja itu jadi salah satu
faktor, tapi tidak elegan kiranya jika pemerintah seakan-akan
menyalahkan faktor musim sebagai penyebabnya, sehingga alangkah lebih
baik pemerintah melakukan upaya pengendalian, sebagai contoh menyediakan
bibit cabai untuk masyarakat untuk ditanam di rumah, atau bisa
melakukan operasi pasar sebagai upaya pengendalian harga,”jelasnya.
Selain berharap kehadiran pemerintah,
Ikhsan juga menyarankan masyarakat yang keberatan dengan kenaikan harga
cabai untuk mulai melakukan pemanfaatan lahan rumah dengan menanam cabai
sendiri dan mengonsumsi cabai kering.
“Hal yang cukup penting bagi masyarakat
adalah dengan pemanfaatan lahan dan pekarangan rumah dengan menanam
cabai sendiri, karena dengan begitu masyarakat tetap bisa
mengkonsumsinya dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga, selan itu
bisa juga dengan mengonsumsi cabai kering,”ungkapnya.
Sebagai informasi, hingga Selasa
(10/1/2017), di sejumlah pasar tradisonal di Jateng, komoditi cabai
bahkan menyentuh angka Rp 100 ribu/kg. Di kota Solo misalnya, harga
cabai naik 400 persen dibanding dengan kondisi normal sebagai dampak
menurunnya pasokan saat musim hujan. Di Pasar Kleco Solo, Senin, harga
cabai rawit warna merah dijual mencapai Rp100 ribu per kilogram, cabai
keriting merah Rp30 ribu/kg, dan rawit hijau Rp50 ribu/kg.
Post a Comment