PIMPINAN PKS KABUPATEN PASURUAN MELAYAT KE RUMAH ALMARHUM KH MAS SUBADAR
pkspasuruan.org— Minggu (31/07),
Pimpinan PKS Kabupaten Pasuruan melayat ke rumah almarhum KH. Mas
Subadar usai menghadiri acara halal bil halal PKS Jatim di kota Wisata
Batu. Seperti diketahui Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
KH.Mas Subadar wafat dalam usia ke-74 di rumahnya, Sabtu malam, 30 Juli
2016, pukul 19.43.
Pimpinan DPD PKS yang turut melayat,
yakni Ketua Dewan Syariah Daerah, Ustadz Amin Syukroni, Lc Ketua Majelis
Pertimbangan Daerah Ustadz M. Nadeer Umar, Ketua DPD Badrut Tamam,
Wakil Ketua M. Zaini serta Bendahara PKS Kabupaten Pasuruan Agus
Firmansyah
Saat sampai dirumah almarhum yang juga
pengasuh Pesantren Roudlotul Ulum, Besuk, Pasuruan, Jawa Timur ini
langsung diterima oleh keluarga besar ponpes Besuk antara lain Gus
Najih, KH Abdullah Zaini, dan lain-lain.
Nampak melayat juga Wakil Gubernur
Syaifullah Yusuf, Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, beberapa anggota dewan
dan kepala dinas di lingkungan pemkab Pasuruan.
KH Mas Subadar yang dimakamkan di
Pemakaman Umum Desa Sladi, yang berjarak tidak sampai 1 kilometer dari
pesantren, pada Minggu pukul 13.00 ini adalah pengasuh berbagai
kelompok pengajian baik di Pasuruan maupun di luar Pasuruan.
Ia lahir pada 1942 di sebuah desa Besuk,
Kejayan, Pasuruan dari pasangan KH Subadar dan Hj. Maimunah. Pada usia 3
bulan (1942), ia telah yatim karena ditinggal wafat sang ayahanda, KH
Subadar. Sehingga ia banyak belajar mandiri dengan diasuh oleh ibundanya
yakni Hj Maimunah.
Ia dididik lingkungan keluarga yang
sarat religius. Termasuk belajar pada kakak-kakaknya seperti KH Ali
Murtadlo dan KH Ahmad di Pondok Pesantren Besuk, Pasuruan. Di Pesantren
Lirboyo, Kediri, KH M Subadar menemukan tempat belajar yang
sesungguhnya. Hari-hari di pondok, dihabiskan untuk mengaji dan belajar
berbagai cabang keilmuan.
Di organisasi NU pada tahun 1967 ia
mulai berkiprah. Mula-mula ia aktif di IPNU, dua tahun kemudian namanya
langsung mencuat sebagai ketua GP Anshor Pasuruan.
Aktivitasnya di organisasi sempat
terhenti setelah menikahi Aisyah pada tahun 1969. Baru pada kisaran
1976, kembali terjun dalam kegiatan organisasi dan sekaligus
mengemudikan kepemimpinan Pesantren Raudhotul Ulum. Pada tahun 1980, ia
terpilih sebagai Rois Syuri’ah NU Cabang Pasuruan dan kemudian menjabat
sebagai Wakil Rais Syuri’ah NU Jawa Timur dan akhirnya Rais Syuriah
PBNU. (nur)
Post a Comment