Pemerintah Perlu Keluarkan Travel Warning ke Filipina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
- Anggota Komisi I DPR Sukamta prihatin adanya WNI yang kembali
disandera kelompok bersenjata di wilayah Malaysia yang berbatasan dengan
Filipina.
Ia menilai kejadian yang berulang tersebut telah menjatuhkan kewibawaan Indonesia karena gagal melindungi warganya.
"Dalam hal ini pemerintah RI harus
bersikap lebih tegas supaya insiden ini tidak terulang," kata Sukamta
melalui pesan singkat, Selasa (9/8/2016).
Menurut Sukamta, kerjasama tiga negara Indonesia, Malaysia dan Filipina harus segera ditindaklanjuti dengan aksi nyata.
“Saya kira tidak menutup kemungkinan
untuk melakukan opsi militer, kapal-kapal perang Indonesia dengan ijin
dari negara tetangga perlu lakukan patroli bersama di wilayah rawan
penyaderaan," kata Politikus PKS itu.
Selain itu, kata Sukamta, Pemerintah RI
juga perlu keluarkan travel warning agar WNI menghindari wilayah
perairan Malaysiadan Filipina yang rawan penyanderaan.
Ia berharap perusahaan-perusahaan di Malaysia dan Filipina yang mempekerjakan WNI untuk bisa bekerjasama.
"Ini membutuhkan pendekatan yang lebih proaktif dari Pemerintah RI ke Malaysia dan Filipina," ujarnya.
Sebelumnya, Kepolisian telah merilis identitas WNI yang diculik di perairan Kinabatangan, Sabah, Malaysia, Rabu (3/8/2016).
Komisaris Polisi Sabah Abdul Rashid
menyebutkan penculikan oleh sekelompok orang bersenjata itu terjadi di
sebuah kapal nelayan. Kapal tersebut mengangkut tiga orang, yang terdiri
dari seorang kapten kapal dan dua orang anak buah kapal (ABK).
Kapten kapal diketahui merupakan seorang
WNI asal Bulukumba, Sulawesi Selatan, bernama Herman Mango (30), yang
menjadi korban penculikan.
Sedangkan, dua ABK tersebut diketahui
bernama Aryanto Basrun (22) dan Muhamadin Ratin (26), yang keduanya
berkewarganegaraan Malaysia.
Keduanya dibebaskan oleh sekelompok orang bersenjata itu dan melapor kejadian tersebut ke polisi.
"Insiden terjadi pada 3 Agustus, pukul
16.00 waktu setempat, saat orang-orang di kapal nelayan itu sedang
menebar jala di laut," kata Rashid.
Post a Comment