Header Ads

ad

Fraksi PKS: 71 Tahun Indonesia Merdeka, Demokrasi Belum Sejahterakan Rakyat

JAKARTA, NETRALNEWS.COM – Tahun ini (17/8/2016) Indonesia berusia 71 tahun. Sudah tua juga bangsa ini. Peringatan proklamasi ini hendaknya dijadikan momentum bagi seluruh komponen bangsa untuk melakukan refleksi atas perjalanan dan masa depan NKRI kita. 

Demikian kata Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini. Menurutnya, banyak sudah capaian yang diraih bangsa Indonesia selama 71 tahun merdeka, tapi hal itu tidak boleh menjadikan bangsa Indonesia berpuas diri.

Lanjut Jazuli, fakta demokrasi dan kepemimpinan nasional belum benar-benar menghadirkan harmonisasi dan kemajuan sebagaimana diharapkan.

"Bangsa yang besar dibangun dengan sistem dan kepemimpinan yang efektif. Sistem itu harus dijalankan secara konsekuen dan diorientasikan untuk memenuhi tujuan nasional yang digariskan oleh konstitusi," ujar Jazuli  kepada wartawan di Jakarta, Minggu (14/8/2016).

Dia mengatakan, sistem demokrasi yang saat ini dijalankan bangsa Indonesia belum bermakna besar menghadirkan kesejahteraan rakyat, dikarenakan kepemimpinan yang lahir darinya belum benar-benar efektif dan berkualitas.

"Kepemimpinan di sini maknanya kolektivitas elit pemimpin baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Di sisi lain, rakyat juga setali tiga uang belum mengarah pada perilaku demokrasi yang subtansial dan berkualitas," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Jazuli, diperlukan kesadaran kolektif atau konsensus untuk menjadikan demokrasi makin bermakna.

"Keteladanan elit yang paling utama, lalu diikuti upaya pencerdasan rakyat dalam berdemokrasi. Ini menjadi pilihan mutlak jika ingin membangun bangsa yang maju," ungkapnya.

Menurut Anggota Komisi I DPR itu menyebutkan ada beberapa hal untuk mengukur tingkat kesuksesan sepanjang 71 tahun terlepas dari tangan penjajah. Pertama, demokrasi memang menjamin kebebasan, tapi demokrasi yang bermakna menuntut kebebasan yang bertanggung jawab sehingga menghasilkan keteraturan.

"Maka disiplin, taat asas, taat hukum harus semakin dipraktekkan dan membudaya di kalangan elit maupun rakyat," ujarnya.

Kedua, dalam demokrasi persaingan atau kompetisi itu biasa dan difasilitasi, tapi persaingan harus tetap beretika dan dilakukan secara fair dan yang terpenting setelah bersaing harus siap bekerjasama.
"Penekanan aspek kerjasama ini penting karena tujuan kita sama membangun bangsa. Tentu kerjasama untuk kepentingan rakyat dan tetap kritis terhadap kebijakan yang dinilai bertentangan dengan kepentingan rakyat dan negara," kata politikus PKS itu.

Maka dengan cara pandang dan sikap perilaku tersebut, lanjut Anggota DPR tiga periode ini, demokrasi kita akan semakin berkualitas dan bermakna bagi masyarakat dan bangsa kita, tutup Jazuli.

Sumber: netralnews.com

Tidak ada komentar