Header Ads

ad

Ini Hal-hal yang harus Orang tua Ketahui tentang Virus Zika dan Dampak Virus Zika pada Anak-anak

Virus Zika semakin menjadi perhatian setelah penyebarannya meluas ke daerah Amerika Serikat. Meski ‘keganasan’ Zika dikategorikan ringan sampai sedang, namun virus ini diduga berkaitan dengan kejadian kecacatan bayi dengan mikrosefalus.

Virus Zika dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap.

Virus Zika memang tidak menyebabkan kelainan berat seperti demam berdarah, meski Zika merupakan flavivirus yang berhubungan dengan demam kuning, demam berdarah, West Nile dan virus ensefalitis Jepang. Akan tetapi, virus ini dapat menimbulkan risiko terhadap janin pada wanita hamil. Virus telah dikaitkan dengan mikrosefali, sebuah kondisi dimana bayi memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang tidak lengkap.

Begini Dampak Virus Zika pada Anak-anak

Di Brasil, akibat virus Zika bayi yang lahir dengan kelainan otak dan ukuran kepala di bawah normal. Ia menderita kerusakan parah pada bagian mata dan telinga.  Setengah dari 135 bayi yang diperiksa di pusat rehabilitasi kota Recife, Brasil, mempunyai kemampuan indra penglihatan yang terbatas akibat kerusakan saraf optik dan retina, kata dokter mata Camila Ventura. Selain itu, sebagian di antara bayi-bayi tersebut juga menderita juling.

Bayi-bayi yang berada di pusat rehabilitasi itu adalah sebagian kecil dari 3.700 kasus di Brasil. Brasil belum pernah mengalami lonjakan kasus tersebut. Para ilmuwan sendiri bahkan belum bisa membuktikan dengan jelas bahwa virus Zika merupakan penyebabnya. Namun demikian, kondisi itu akan menghambat pertumbuhan anak yang akan sulit belajar akibat kerusakan sebagian fungsi motorik.

Para dokter di pusat rehabilitasi Recife saat ini sedang menguji lebih jauh kemampuan mata dan telinga bayi untuk mengetahui apa yang bisa mereka lihat dan dengar, sebelum memberi terapi yang diharapkan bisa menstimulasi otak.

Daniele Ferreira Santos (29) mengatakan bahwa anaknya yang baru berumur dua bulan bisa mendengar namun kesulitan melihat.

“Saya sangat sedih. Kami tidak tahu seberapa buruk kondisinya dan apakah akan ada masalah lain di masa depan,” kata ibu tersebut sambil mencoba menenangkan bayinya yang tengah menangis.

Ventura mengatakan bahwa para bayi yang terinfeksi harus menjalani terapi sepanjang tiga bulan sejak lahir. Jika tidak, maka kemampuan indra penglihatan mereka tidak akan meningkat.

Dalam sebuah surat yang dipublikasikan oleh jurnal kesehatan The Lancet, Ventura dan timnya memperingatkan adanya masalah penglihatan yang diderita bayi di Brasil yang kebetulan juga terkena “microcephaly”.

A

Tidak ada komentar