Media Sosial Membuat Remaja Depresi
Oleh : Poernomo G. Ridho @pgridho
Media sosial berdampak buruk bagi remaja. Sebuah penelitian terbaru dari Glasgow University, Skotlandia, seperti diberitakan BBC, menyebutkan remaja yang mengakses media sosial hingga larut malam cenderung cemas dan depresi.
Penelitian tersebut melibatkan 467 remaja yang menggunakan media sosial. Hasilnya mereka merasa tertekan untuk merespons pesan berupa teks atau gambar yang dikirim oleh teman-teman mereka.
Peneliti utama Dr. Heather Cleland Woods dan Holly Scott menanyakan perilaku remaja menggunakan media sosial. Mereka mengukur kualitas tidur, kepercayaan diri, kecemasan dan depresi.
Daily Mail melansir, analisis dari penelitian ini juga menunjukkan para remaja merasa mendapatkan tekanan dari media sosial. Istilahnya FOMO (Fear of missing out) atau ketakutan ketinggalan dari media sosial. Akibatnya mereka berusaha untuk selalu terhubung selama mungkin.
Sebanyak 90 persen dari responden berusaha terus mengikuti berbagai hal di media sosial, mereka akhirnya tidak bisa lepas dari gawai hingga larut malam. Akibatnya kesehatan mental mereka terganggu.
Sky news melansir, sekelompok remaja yang diwawancarai mengatakan kerap tidur larut malam karena memantau media sosial. "Saya terus menjelajah dari akun satu ke akun lainnya, dan bisa menghabiskan empat jam," kata seorang remaja yang tidak disebutkan namanya.
Kebiasaan menjelajah media sosial ini menggangu waktu tidur para remaja. "Ketika melihat jam, sudah saatnya untuk tidur, tapi kenyataannya tidak, karena saya terus melihat Facebook, Twitter dan Instagram," ujar remaja lainnya.
Matikan gawai
Menurut Heather Cleland Woods, seperti diberitakan Webmd menggunakan media sosial hingga larut malam menyebabkan kualitas tidur yang rendah, menyebabkan kecemasan dan tingkat depresi yang tinggi.
Heather menyarankan agar orang tua bijak dalam menyikapi penggunaan media sosial oleh anak. Bila memang sudah waktunya istirahat maka saatnya mematikan gawai.
Penelitian lain
Penelitian lain soal tingkat stres remaja juga pernah dilakukan lembaya pelayanan warga (NCS) Inggris. NCS, seperti dilaporkan The Times of India, yang menanyakan 1.000 remaja, Hasilnya menunjukkan sebanyak 88 persen dari remaja 12-18 tahun mengalami stres selama 12 bulan terakhir.
Penyebab stres mereka adalah; terlihat keren di media sosial, menjadi populer di sekolah dan menemukan pacar. NCS mengatakan dua pertiga jumlah yang stres mengalami insomnia, depresi dan gangguan pola makan.
Post a Comment