Di Persimpangan Ini Aku Berhenti
By : Warda
Masalah itu pasti ada, setiap orang tak akan mengelaknya. Bahkan orang yang
mengaku tak memiliki masalah pun sebenarnya bermasalah.
Satu titik tolak dalam
hidup adalah ketika kita melewati masalah. Bukan terlihat pada nilai akhir,
bukan masalah gagal atau berhasil terselesaikan. Tetapi lebih pada aspek
perjuangan yang ditempuh. Perjuangan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Dalam proses yang kita jalani, di tiap keputusan yang mesti kita ambil.
Setiap orang memiliki pandangan
dan cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalahnya. Untuk menghasilkan angka
dua, tak harus menjumlahkan angka satu dan satu. Seperti itulah kiranya dalam
memecahkan sebuah permasalahan yang ada. Paradigma manusia pada umumnya
menginginkan permasalahan cepat usai, cepat selesai, tanpa mempertimbangkan
bagaimana cara terbaik untuk menyelesaikan sebuah permasalahan. Tetapi adakah
yang memilih untuk berhenti? Benar-benar berhenti dan tidak lagi mencoba
menyelesaikannya. Bukan karena menyerah atau tidak lagi berusaha, tapi karena
berhenti adalah satu-satunya penyelesaian yang ada.
Ya, berhenti untuk
menyelesaiakan masalah. Mungkin terdengar asing sebab jarang sekali memang yang
menempuh jalan ini. Karena hal ini memang bukan satu-satunya pilihan, bukan
satu-satunya tujuan yang hendak dipegang.
Berhenti, bukan alasan
untuk meninggalkan, bukan cara menghindar dari ketidakmampuan tetapi lebih pada
aspek tingginya kepercayaan bahwa inilah keputusan terbaik untuk saat ini.
Aku mencoba menemukan arah ketika kabut terbentang dihadapan
Tetap berlari di setiap kelelahan
Tak berhenti meski mengalami kejenuhan
Bukankah hidup adalah jalan penuh tantangan?
Sampai suatu hari yang mesti kujalani
Aku sampai pada persimpangan ini
Tak terjal memang, mestinya bisa
kulalui!
Tak ada rintangan, mestinya dengan mudah kulewati!
Dan hingga hari ini, tak pernah kucoba menembusnya
Biarlah di persimpangan ini aku berhenti
Hanya di persimpangan
inilah tak ingin aku menapaki
Post a Comment