Header Ads

ad

Bersyukur Untuk Hidup

By : Wardah

Ada masa-masa pembelajaran bagi jiwa. Pendewasaan yang terangkum dalam peristiwa. Dalam hidup yang hanya rentetan masa, seberapa seringkah kemudian hati memahami ujian? Dalam hidup yang terkadang sebegitu rumitnya, kemudian apakah kita mampu membaca maksud Sang Pencipta? Atau ketika masalah terselesaikan tanpa diduga, mengalir begitu saja, apakah diri menyadarinya dengan syukur yang terucap segera? Betapa mudahnya kita kemudian menjadi makhluk yang sombong, angkuh atas kerja keras tak seberapa, doa yang seadanya. Betapa mudahnya kemudian kita kufur nikmat, atas cita yang tercapai, atas kebahagiaan yang tak terjangkau banyaknya, atas karunia kasih dan RahmatNYA, atas segala yang Allah berikan dengan percuma. Astaghfirullaah, betapa diri ini hanya seonggok daging tak berharga. Kecil, tak ternilai. Tak terbeli karena memang tak punya arti.

 “ Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh (rahim). Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami Tentukan (bentuknya), maka Kamilah sebaik-baik Yang Menentukan (QS. Al- Mursalaat: 19-23)”.

            Begitu banyak ayat yang tumpah di depan mata kita, namun ia hanya seperti embun saat fajar menyingsing. Begitu cahaya jatuh di atasnya, ia lantas menguap tak terbebekas. Terasa sejuk untuk sejenak, tetapi kemudian hilang, terlupakan. Betapa sedikit kita merenung, menghayati ayat-ayat qauniyah dan kauliyahNya, kemudian dengan kesadaran iman menerapkannya. Begitulah tapi kebanyakan manusia, lupa akan hakikat diri dan hidupnya.

“Dan Dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan, dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur (QS. Al- Mu’minuun: 78)”.

“supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? (QS. Yaasin:35)”.

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: "Matilah kamu"[154], kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur (QS. Al- Baqarah: 243)”.

Seperti hari ini, kutuliskan pada kertas putih

Diantara nikmatMu yang melimpah, mengapa maksiat juga meruah?

Tidak ada komentar