Setelah Baca 10 Tips Ini, Kamu Akan Paham Tarawih Menyenangkan Itu Bukan Tentang Kecepatan
Salah satu ibadah malam yang sering kita
jumpai di bulan puasa adalah shalat tarawih. Di bagian sini kita tidak
hanya mencari tentang jumlah rakaat, namun juga masih memperhitungkan
yang lain.
“Di sana saja tarawihnya?”
“Memang berapa kecepatannya?”
“Sekitar 98 Kbps lah.”
“Ok, gue ke sana!”
Tunggu, tunggu, ini sedang membicarakan
kecepatan tarawih apa kecepatan internet sih? Tidak mau disangkal dan
tidak boleh bohong bahwa realitas masyarakat muslim kita suka mencari
yang lebih cepat tak terkecuali untuk hal ibadah seperti surat tarawih.
“Lebih menyenangkan, Mas. Karena selain sehat, juga bisa segera melakukan kegiatan lain gitu,” kilahnya. Duh!
Lalu bagaimana Tarawih yang menyenangkan itu? Simak 10 tips menyenangkan berikut ini:
1. Ingatkan Dirimu Bahwa Tarawih itu Hanya Ada Satu Bulan dalam Setahun

Banyak dari kita mengeluarkan alasan
untuk tidak tarawih. Dari tugas kampus yang bikin mampus, kecapekan
pulang kerja, terjebak macet, dan lain sebangsanya. Padahal kalau kamu
tanamkan bahwa tarawih itu hanya ada satu bulan dalam setahun pasti
tidak akan kamu lewatkan.
2. Yakinkan Dirimu Pergi ke Masjid itu Bebas Stres Daripada Tarawih Sendirian

Apa yang didapatkan di masjid dibanding
tempat lain? Ketenangan. Kita akan mendapatkan banyak sajian yang
menenangkan seperti para jamaah yang pada tilawah jelang tarawih. Tenang
karena berkumpul dengan orang-orang yang mencari ridha Allah, kultum
yang mengingatkan kebaikan, gimana nggak tenang coba.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang shalat (tarawih) bersama imam sampai selesai maka dicatat baginya seperti shalat semalam suntuk.”(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, Hadits ini dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Abi Dawud (1/380).
“Barangsiapa yang shalat (tarawih) bersama imam sampai selesai maka dicatat baginya seperti shalat semalam suntuk.”(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah, Hadits ini dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Abi Dawud (1/380).
3. Jangan Terlalu banyak Makan Ketika Ifthar

Ya, semua orang Islam lapar sepanjang
hari selama Ramadan. Namun bukan berarti ketika buka tiba, melihat
rendang yang tersaji lezat, kolak pisang yang manis, kue pancong yang
wangi kelapanya mengular dan makanan lain yang tersaji di atas meja
membuat kamu tidak pernah ingin berhenti ngunyah. Sekadarnya saja, kurma
jangan ketinggalan. Jangan berlebihan pokoknya. Ini bakalan nggak
nyaman ketika tarawih dalam keadaan perut penuh.
“Kualitas puasamu bisa dilihat ketika buka puasa.” kata seorang teman.
4. Biar Nggak Kesepian, Pergi ke Masjid Bareng Teman-teman Atau Keluargamu

Meskipun kamu berstatus single (bisa jomblo, duda atau duda) bukan berarti kamu harus sendirian. Tanggalkan sebentar status “single fighter”
mu untuk hal ini. Kalau keluarga tidak bisa atau tidak memungkinkan,
kamu bisa ajak teman-teman kantor kamu untuk tarawih bareng. Selain
punya teman ngobrol menuju masjid, kamu juga lebih bersemangat karena
berjuang mencari pahala bersama-sama.
5. Datanglah ke Masjid Lebih Awal

Ini penting (pakai) banget. Kita tahu
kalau masjid jelang Isya atau Tarawih itu bakalan cepat penuh.
Selega-leganya barisan shalat tetap saja membuat kamu tidak akan nyaman
jika datang belakangan. Karena kalau menunda-nunda datang ke masjid,
kamu akan diserang penyakit pewe di rumah atau di rumah makan tempat
kamu buka. Jadinya mager (malas gerak). Ujung-ujungnya jadi masbuker
atau paling naas kamu malah nggak jadi datang ke masjid.
6. Tahu Waktu Adzan

Ada adagium bahwa orang Islam lebih
teliti mendengar azan ketika bulan puasa. Yang paling diperhatikan
adalah azan favorit (Maghrib) dan azan penuh debar-debar (Subuh). Namun
bukan berarti melupakan azan lain apalagi Isya. Dengan memperhatikan
azan ini kita bisa prepare ke masjid. Kamu bisa manfaatkan waktu luang
untuk tilawah di masjid.
7. Cari Masjid Dekat Rumah Atau yang Bacaan Imamnya Bagus

Pilih-pilih masjid untuk tarawih itu
penting juga lho. Ada teman memutuskan untuk tidak sholat di masjid
dekat rumah karena tarawihnya cepatnya minta ampun. Baru mau rukuk udah
sujud aja. Akhirnya ia rela berjuang ke masjid lain yang jaraknya jauh
untuk mendapatkan tarawih yang bagus bacaan Al-Qurannya.
“Imamnya enak dan benar bacaannya,
rakaatnya ngga masalah semakin banyak semakin bagus, kultum terserah mau
kultum apa enggak, trus pas jeda rakaat ngga pake acara sholawat.” – Agung HP.
Kalau kamu yang tinggal di Jakarta
banyak kok masjid yang menyelenggarakan tarawih satu juz, seperti di
Masjid Al-Hikmah, (Bangka, Mampang, Jakarta Selatan), Masjid Al-Ikhlash,
(Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan), atau di Utsmani, (Condet,
Jakarta Timur) dan lainnya.
8. Jangan Abaikan Sholat Fardhu

Seru sih tarawih ramai, banyak teman.
Namun bukan berarti kamu melupakan shalat Fardhu. Ada lho kadang-kadang
yang sholat Isya di rumah, eh giliran sholat tarawih malah di masjid.
Baiknya tentu dua-duanya di masjid. Yang fardhu tentu didahulukan.
9. Air Adalah Temanmu

Jangan lupa bawa sebotol air. Bisa beli
dekat masjid atau bawa dari rumah. Karena tarawih cukup bikin haus.
Apalagi yang tarawihnya satu juz, sepertinya wajib bawa deh, biar
nyaman.
10. Nggak Masalah Bawa Anak Kecil

Dilema bagi orangtua ketika harus
mengajak anak ke masjid. Di sisi lain ingin khusuk beribadah, sisi lain
harus menjaga anak agar tidak berlarian di masjid yang bisa mengganggu
jamaah lain.
“Yang utama sich suasana kondusif
(nggak rame suara bising, tangisan anak-anak), Yah paling nggak bisa
dikondisikan oleh panitia, apakah di berikan tempat khusus anak-anak
(pengalaman ana di masjid Baiturahman Pertamina di Prabumulih dulu
mereka menyedikan ruangan khusus anak-anak) sehingga tidak mengganggu
jama’ah,” – Titis As-Sausan.
Kabar baiknya, di beberapa masjid
menyediakan tarawih khusus anak-anak di tempat yang sudah disediakan
panitia. Kalau kemungkinan pahit, ya, tarawih sembari memantau anak
dijeda rakaat baru.
Nah, itulah 10 tips yang sudah kamu baca
dan bisa kamu pertimbangkan untuk dijalankan. Karena ibadah bukan
tentang kecepatan, tapi tentang ketenangan. Wallahua’lam. [@paramuda/BersamaDakwah]
Post a Comment