Tragis, 3 Kasus Krimininalitas Pekan ini Menyita Perhatian Publik
Akhir pekan ini, perhatian publik, khususnya netizen Indonesia banyak
tertuju ke beberapa kasus kriminalitas yang tergolong sadis sekaligus
menghebohkan. Mulai dari ibukota di mana seorang pria nekad mengakhiri
hidupnya dengan cara melompat dari atap stadiun Gelora Bung Karno dalam
kondisi tubuh terlilit kain dan terbakar, ke kota satelit Depok di mana
seorang pria tewas gantung diri di dekat Gerbatama Universitas
Indonesia, hingga ke kota Yogyakarta di mana seorang perempuan muda yang
sehari-harinya berprofesi sebagai penjual angkringan tewas mengenaskan
dalam kondisi setengah telanjang dengan luka memar bekas penganiayaan di
rumah kontrakannya di dekat flyover Janti.
Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Sebastian Manuputi tewas mengenaskan dengan tubur terbakar dan kepala hancur setelah meloncat dari atas stadiun GBK dan membentur pinggir panggung hiburan di mana musisi Ahmad Dhani tengah manggung. Pria yang berprofesi sebagai buruh PT Alam Tirta Segar di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung ini nekad mengakhiri hidupnya di lokasi saat tengah berlangsung acara peringatan Hari Buruh yang dihadiri ribuan massa buruh dari berbagai penjuru Jabodetabek.
Bergerak ke pinggiran ibukota, sesosok mayat pria setengah baya ditemukan tergantung di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tepat di dekat Gerbatama Universitas Indonesia, Depok. Saat ditemukan, jenazah pria malang ini mengenakan pakaian berwarna hitam gelap lengan panjang, celana panjang berwana cokelat serta sepatu kasual hitam. Polisi tidak mendapati identitas korban dan hingga sejauh ini masih berusaha melakukan identifikasi.
Beralih ke kota pelajar Yogyakarta. Setelah sebelumnya publik dihebohkan dengan kasus meninggalnya seorang mahasiswi UPN Veteran saat melahirkan di kamar kost-nya, kembali sebuah kabar duka datang dari kota ini. Seorang gadis yang belakangan diketahui bernama Eka Mayangsari ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan Janti Dusun Karangjambe Banguntapan. Korban yang sehari-harinya berprofesi sebagai penjual angkringan ini berada dalam kondisi setengah telanjang dengan bekas lebam di wajah dan leher serta di bagian paha korban berceceran darah. Diduga korban yang dikenal warga sekitar sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada adalah korban tindak kejahatan perkosaan yang berakhir dengan pembunuhan.
Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri dan Pembunuhan
Bunuh diri ialah suatu tindakan yang biasanya diyakini oleh pelakunya untuk mengakhiri hidup. Pelaku bunuh diri beranggapan bahwa, bunuh dirilah pilihan terbaik untuk akhiri penderitaan yang sedang mereka alami. Biasanya, pelaku bunuh diri itu dikarenakan adanya depresi. Baik itu karena keadaan ekonomi, sosial, politik dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana menurut pandangan Islam?
Hidup dan mati itu ada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang Allah SWT. Maka Islam melarang orang melakukan pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS. an-Nisa: 29).
Apapun alasan dan caranya membunuh diri hukumnya adalah syirik. Sedangkan pelaku syirik tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, bahkan kekal disiksa dalam api neraka. Bunuh diri dengan cara meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, atau dengan bom dan seterusnya adalah sama saja hukumnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya,” (QS. an-Nisa: 116).
Islam tidak mengenal dan mengajarkan bunuh diri. Ajaran bunuh diri hanya dikenal dalam ajaran shinto dari Jepang yang dilakukan para samurai yang gagal melaksanakan misinya (harakiri), juga oleh tentara nippon melawan musuhnya dengan jibaku (menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh). Dalam agama shinto diajarkan bahwa pelaku bunuh diri demi membela keyakinan akan masuk nirwana (syurga).
Rasulullah SAW menerangkan begitu mengerikannya pelaku yang melakukan bunuh diri di akhirat kelak. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya,” (HR. Muslim).
Maka dari itu, kita selaku umat Muslim yang memiliki pedoman hidup yakni al-Qur’an dan hadits, haruslah bisa mengendalikan diri kita agar tidak melakukan hal yang dilarang itu. Apabila depresi dalam mengahadapi masalah dunia ini melanda kita, maka yakinkan diri kita bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya berada dalam kesulitan. Kita harus yakin bahwa segala masalah yang kita hadapi merupakan ujian dari Allah. Dan Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita.
Tentang pembunuhan, cukuplah 2 ayat ini menjadi dasar tentang dosa besar pembunuhan.
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu. sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS. al-Maa’idah : 32)
Seorang pria yang belakangan diketahui bernama Sebastian Manuputi tewas mengenaskan dengan tubur terbakar dan kepala hancur setelah meloncat dari atas stadiun GBK dan membentur pinggir panggung hiburan di mana musisi Ahmad Dhani tengah manggung. Pria yang berprofesi sebagai buruh PT Alam Tirta Segar di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung ini nekad mengakhiri hidupnya di lokasi saat tengah berlangsung acara peringatan Hari Buruh yang dihadiri ribuan massa buruh dari berbagai penjuru Jabodetabek.
Bergerak ke pinggiran ibukota, sesosok mayat pria setengah baya ditemukan tergantung di pinggir Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, tepat di dekat Gerbatama Universitas Indonesia, Depok. Saat ditemukan, jenazah pria malang ini mengenakan pakaian berwarna hitam gelap lengan panjang, celana panjang berwana cokelat serta sepatu kasual hitam. Polisi tidak mendapati identitas korban dan hingga sejauh ini masih berusaha melakukan identifikasi.
Beralih ke kota pelajar Yogyakarta. Setelah sebelumnya publik dihebohkan dengan kasus meninggalnya seorang mahasiswi UPN Veteran saat melahirkan di kamar kost-nya, kembali sebuah kabar duka datang dari kota ini. Seorang gadis yang belakangan diketahui bernama Eka Mayangsari ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan Janti Dusun Karangjambe Banguntapan. Korban yang sehari-harinya berprofesi sebagai penjual angkringan ini berada dalam kondisi setengah telanjang dengan bekas lebam di wajah dan leher serta di bagian paha korban berceceran darah. Diduga korban yang dikenal warga sekitar sebagai mahasiswa Universitas Gadjah Mada adalah korban tindak kejahatan perkosaan yang berakhir dengan pembunuhan.
Pandangan Islam Tentang Bunuh Diri dan Pembunuhan
Bunuh diri ialah suatu tindakan yang biasanya diyakini oleh pelakunya untuk mengakhiri hidup. Pelaku bunuh diri beranggapan bahwa, bunuh dirilah pilihan terbaik untuk akhiri penderitaan yang sedang mereka alami. Biasanya, pelaku bunuh diri itu dikarenakan adanya depresi. Baik itu karena keadaan ekonomi, sosial, politik dan masih banyak lagi. Lalu, bagaimana menurut pandangan Islam?
Hidup dan mati itu ada di tangan Allah SWT dan merupakan karunia dan wewenang Allah SWT. Maka Islam melarang orang melakukan pembunuhan, baik terhadap orang lain (kecuali dengan alasan yang dibenarkan oleh agama) maupun terhadap dirinya sendiri (bunuh diri) dengan alasan apapun.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS. an-Nisa: 29).
Apapun alasan dan caranya membunuh diri hukumnya adalah syirik. Sedangkan pelaku syirik tidak akan diampuni dosanya oleh Allah, bahkan kekal disiksa dalam api neraka. Bunuh diri dengan cara meminum racun, gantung diri, terjun bebas, melukai diri, atau dengan bom dan seterusnya adalah sama saja hukumnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya,” (QS. an-Nisa: 116).
Islam tidak mengenal dan mengajarkan bunuh diri. Ajaran bunuh diri hanya dikenal dalam ajaran shinto dari Jepang yang dilakukan para samurai yang gagal melaksanakan misinya (harakiri), juga oleh tentara nippon melawan musuhnya dengan jibaku (menabrakkan pesawat tempur ke kapal musuh). Dalam agama shinto diajarkan bahwa pelaku bunuh diri demi membela keyakinan akan masuk nirwana (syurga).
Rasulullah SAW menerangkan begitu mengerikannya pelaku yang melakukan bunuh diri di akhirat kelak. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya,” (HR. Muslim).
Maka dari itu, kita selaku umat Muslim yang memiliki pedoman hidup yakni al-Qur’an dan hadits, haruslah bisa mengendalikan diri kita agar tidak melakukan hal yang dilarang itu. Apabila depresi dalam mengahadapi masalah dunia ini melanda kita, maka yakinkan diri kita bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya berada dalam kesulitan. Kita harus yakin bahwa segala masalah yang kita hadapi merupakan ujian dari Allah. Dan Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan kita.
Tentang pembunuhan, cukuplah 2 ayat ini menjadi dasar tentang dosa besar pembunuhan.
“Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu. sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi”. (QS. al-Maa’idah : 32)
“Dan
barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. an-Nisa’ :
93)
Sungguh sangat menyedihkan dewasa ini, kerap kali ditemukan pembunuhan
terhadap jiwa-jiwa yang tidak berdosa demi kepentingannya sendiri.
Sedang dalam Islam ditegaskan bahwa membunuh jiwa yang tidak berdosa itu
sama halnya dengan membunuh semua manusia, saya tidak bisa membayangkan
bagaimana jikalau membunuh seorang muslim yang tidak berdosa. Dosanya
seperti apa? Atau mungkin sama halnya ketika membunuh Malaikat, atau
membunuh manusia suci seperti Nabi.
Post a Comment