Pepeng: Dari Pelawak, Presenter, Seniman Hingga Kader PKS
Indonesia kembali kehilangan seniman handal. Pepeng, setelah berperang dengan sakitnya Multiple Sclerosis (MS) selama 10 tahun pagi tadi pukul 10.05 WIB akhirnya meninggal dunia. Suami, ayah, seniman, pelawak dan kader PKS ini menjadi inspirasi banyak orang karena kesabaran dan ketegarannya ketika diberi cobaan sakit yang melumpuhkannya itu.
Untuk mengenang dan belajar lebih banyak dari beliau, kami posting kembali postingan yang kami ambil dari blog Wiwit Hidayat tentang beliau.
-----------------------------------------------------------
Kariernya bermula di masa kuliah. Dia menang Lomba Lawak
Mahasiswa pada 1978.
''Waktu itu saya juara pertama. Juara keduanya Krisna dan ketiga Nana Krip,'' ujar Pepeng yang mengikuti lomba itu dengan harapan menang dan hadiahnya untuk tambahan biaya kuliah.
Lomba itu ternyata menyeret Pepeng ke dunia hiburan lebih jauh. Dia bersama Krisna dan Nana Krip lalu membentuk grup lawak bernama Bahana Joke. Selanjutnya sempat pula mendirikan grup musik humor, Gmselo, singkatan dari Gerak Musik Seloroh. Adalah Sys NS yang pada 1986 membawa Pepeng, Krisna, dan Nana Krip bergabung dalam Sersan Prambors. Sukses di kancah musik humor, dunia film kemudian dirambah Pepeng. Film yang dibintanginya antara lain Rojali dan Juleha (1979), Sama-Sama Enak (1986), dan Anunya Kamu (1986).
Pada 1987 Sersan Prambors bubar. Nama Pepeng pun menghilang dari blantika hiburan. Pepeng memilih berkarier sebagai orang kantoran. Dia jadi pegawai Bank Pinaesaan (1988) lalu pindah ke Bakrie Brothers (1989).
Pada 1992, nama Pepeng kembali mencuat dan langsung bikin heboh. Dia muncul dengan gayanya yang ekstrem dalam membawakan sebuah acara kuis. Padahal waktu itu seorang pembawa acara kuis selalu tampil dengan elegan. Kuis itu dikenal dengan nama Telekuis Jari-Jari, sebuah program acara interaktif melalui telepon selama tiga menit di layar kaca RCTI.
Kini nama Pepeng kembali diperhitungkan, bukan di panggung kesenian melainkan justru di panggung politik. Pepeng terdaftar sebagai calon legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia berada di urutan jadi, nomor satu, untuk daerah pemilihan Madura, Jawa Timur.
Di sela-sela kesibukan menjadi panitia sebuah acara di SMP Islam Al Ihzar, Pondok Labu, Jakarta Selatan, tempat salah seorang anaknya menimba ilmu, Jumat (16/1), Ferrasta 'Pepeng' Soebardi menerima wartawan Republika, Rusdy Nurdiansyah dan fotografer Teguh Indra. Duduk santai di bawah pohon yang rindang, Pepeng menjawab semua pertanyaan dengan suara sengaunya yang khas. Kebiasaannya tertawa terbaha-bahak berulang kali menyegarkan suasana wawancara.
''Waktu itu saya juara pertama. Juara keduanya Krisna dan ketiga Nana Krip,'' ujar Pepeng yang mengikuti lomba itu dengan harapan menang dan hadiahnya untuk tambahan biaya kuliah.
Lomba itu ternyata menyeret Pepeng ke dunia hiburan lebih jauh. Dia bersama Krisna dan Nana Krip lalu membentuk grup lawak bernama Bahana Joke. Selanjutnya sempat pula mendirikan grup musik humor, Gmselo, singkatan dari Gerak Musik Seloroh. Adalah Sys NS yang pada 1986 membawa Pepeng, Krisna, dan Nana Krip bergabung dalam Sersan Prambors. Sukses di kancah musik humor, dunia film kemudian dirambah Pepeng. Film yang dibintanginya antara lain Rojali dan Juleha (1979), Sama-Sama Enak (1986), dan Anunya Kamu (1986).
Pada 1987 Sersan Prambors bubar. Nama Pepeng pun menghilang dari blantika hiburan. Pepeng memilih berkarier sebagai orang kantoran. Dia jadi pegawai Bank Pinaesaan (1988) lalu pindah ke Bakrie Brothers (1989).
Pada 1992, nama Pepeng kembali mencuat dan langsung bikin heboh. Dia muncul dengan gayanya yang ekstrem dalam membawakan sebuah acara kuis. Padahal waktu itu seorang pembawa acara kuis selalu tampil dengan elegan. Kuis itu dikenal dengan nama Telekuis Jari-Jari, sebuah program acara interaktif melalui telepon selama tiga menit di layar kaca RCTI.
Kini nama Pepeng kembali diperhitungkan, bukan di panggung kesenian melainkan justru di panggung politik. Pepeng terdaftar sebagai calon legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia berada di urutan jadi, nomor satu, untuk daerah pemilihan Madura, Jawa Timur.
Di sela-sela kesibukan menjadi panitia sebuah acara di SMP Islam Al Ihzar, Pondok Labu, Jakarta Selatan, tempat salah seorang anaknya menimba ilmu, Jumat (16/1), Ferrasta 'Pepeng' Soebardi menerima wartawan Republika, Rusdy Nurdiansyah dan fotografer Teguh Indra. Duduk santai di bawah pohon yang rindang, Pepeng menjawab semua pertanyaan dengan suara sengaunya yang khas. Kebiasaannya tertawa terbaha-bahak berulang kali menyegarkan suasana wawancara.
Berikut cuplikannya.:
Sejak kapan Anda terjun ke politik?
Saya itu dari dulu memang dari keluarga aktivis politik, jadi dari SMP saya sudah menjadi orang yang mempunyai wawasan berpolitik. Berpolitik praktis sejak menjadi aktivis mahasiswa, tapi tidak ikut partai.
Katanya Anda caleg PKS?
Betul.
Kenapa Anda memilih PKS untuk kendaraan politik?
Dari awal, bahkan sejak Partai Keadilan (PK) berdiri tahun 1998. Sebelumnya saya sudah aktif dipengajian-pengajian di organisasi dakwah mereka. Sejarah PKS ini kan sebenarnya partai dakwah. Jadi perhitungannya tempo hari kalau kita mau berdakwah tapi tidak masuk dalam arena jihad kita, yang secara demokratis kan ada di DPR. Jadi buat kita supaya dakwah kita didengar.
Apakah karena PKS partai Islam?
Ya, itu salah satunya. Sebenarnya banyak partai Islam yang lain, tapi PKS memiliki konsep kesederhanaan dan kejujuran, itu yang menjadi kesepakatan saya dan cocok dengan apa yang menjadi filosofi politik dan cara berpikir Islamnya. Islam itu kan benar-benar amat sangat sederhana. Allah tujuanku dan menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar. Selesai! Nah, lalu perinciannya itu yang harus konsisten dan benar-benar istiqomah.
Jadi caleg PKS katanya susah, karena harus khatam Alquran dan pengetahuan agama Islamnya harus bagus? Boro-boro khatam, belajar ngaji saja baru. Saya tidak pandai dalam masalah agama. Itu harus saya akui secara jujur. Tapi saya akan terus belajar.
Bagaimana pemahaman agama Islam Anda?
Satu kata istikamah, belajar terus.
Sejauh mana pengetahuan agama Islam yang ditanamkan orangtua Anda?
Saya dari lahir kan Islam, tapi Islam secara betul masuk ke diri saya itu waktu saya di kemahasiswaan. Saya waktu itu terus-terusan mencari Islam yang benar. Doa saya setiap hari yang selalu saya praktekan yaitu; Ya Allah hari ini ilmumu yang saya tahu ini yang terbaik. Seandainya ada yang lebih baik pertemukan saya dengan orang yang akan membimbing saya. Doa saya setiap hari terus begitu.
Kenapa Anda tidak dari dulu jadi caleg?
Sebenarnya sudah sejak 1999 saya ditawari jadi caleg, tapi waktu itu saya tidak siap. Tapi kali ini ustad-ustad saya membimbing saya untuk maju jadi caleg. Sampai detik terakhir menyerahkan formulir, saya sujud, ya Allah kenapa harus saya. Apa benar kemampuan saya bisa mewakili umat. Kalau cuma disuruh 'ngarang omongan', gue jagonya. Gue orang panggung. Tapi kalau berdasarkan Alquran dan hadis perlu usaha panjang. Karena terus diberi bimbingan untuk terus maju jadi caleg oleh ustad-ustad saya di PKS, akhirnya, saya katakan siap!
Kalau berpolitik praktis di PKS tidak ada pergulatan batin, saya mantap. Croot! Langsung saja masuk. Cuma bahwa saya jadi caleg itu kan perlu bimbingan dan nasihat dengan ustad-ustad saya di PKS. Saya senang dengan nasihat-nasihat yang diberikan. Saya tunjukkan ke istri dan ibu saya. Saya bilang kalau di PKS nasihat-nasihat yang diberikan tidak ada dari karangan mereka, semua diambil dari Alquran dan hadis.
Parpol kan biasanya menggunakan public figure hanya untuk vote getter. Bagaimana pandangan Anda?
Saya kira wajar saja. Ada beberapa aspek yang saya kemukakan. Apa sih bedanya artis dengan pengusaha? Biasanya kan artis dipandang hidupnya cenderung dengan kehidupan yang glamour, lalu apakah itu dijadikan tolak ukur bahwa artis itu bodoh dan tidak mampu terjun ke politik. Belum tentu. Pertanyaan saya apakah bapak-bapak yang ada di DPR sekarang hidupnya tidak ada yang glamour dan apakah mereka pintar semua. Jawabnya belum tentu.
Bagaimana hubungan Anda dengan konstituen?
Saya orang Madura. Sepanjang hidup saya bergaul dengan mereka. Alhamdulillah saat saya ke Madura, saya selalu berbicara dengan mereka mengenai perkembangan dan pembangunan di Madura. Saya selalu berhubungan secara silaturahim dengan masyarakat Madura.
Apa sumbangan Anda ke PKS?
Ya kemampuan saya terutama dibidang reset, karena partai itu perlu data yang akurat.
Apa agenda politik Anda jika terpilih?
Banyak hal, mungkin yang harus kita perjuangkan adanya presiden transisi. Saya kagum dengan mantan Presiden Habibie yang berani mengakui bahwa dia adalah presiden transisi. Selain itu adalah pemberantasan korupsi sampai ke akar-akarnya. Untuk hal ini memang telah menjadi visi besar PKS yaitu amar ma'ruf nahi mungkar. Ssalah satunya kan mungkar, kalau ada yang bukan punyanya diembat juga.. ha.. ha.. ha...
Ada pandangan khusus tentang perkembangan perpolitikan di Indonesia saat ini?
Pakai istilah panggung saja deh. Perpolitikan di Indonesia ini edan! Edan seedan-edannya sampai kadang-kadang kebablasan. Tapi tidak usahlah kita mencari yang negatif, sebab kalau dari segi positifnya amat sangat banyak. Kita memiliki kebebasan-kebebasan dalam mengekspresikan diri. Tapi berekspresi tidak seperti orang yang cuma caci maki, berekspresi dengan cara yang benar-benar manis sekali.
Bagaimana pendapat Anda mengenai Pemilu 2004?
Kita harus jalani sebagai warga negara yang bertanggungjawab terhadap bangsa dan negara, kalau mau golput sayang amat sih haknya kok tidak diambil.
Soal isu politisi busuk, ada komentar?
Sedehana aja, apakah kita tidak pengin negara kita maju. Caranya, hilangkan hal-hal yang menghalalkan segala cara demi kepentingan dirinya dan kelompok.
Sejak beralih ke dunia kerja formal di belakang meja, Pepeng seolah lenyap dari panggung hiburan. Tapi begitu muncul kembali, membawakan kuis di layar kaca, dia tampil dengan konsep baru. Apa acuannya?
''Pernyataan Jim Carey menjadi acuan saya untuk terus berkiprah di dunia entertain. Menurut Jim, era tahun 1990 jika ingin sukses Anda harus ekstrem. Jadi ekstrem dalam pengertian kalau saya ikut arus pada saat itu, saya tidak akan mampu bersaing,'' ungkap Pepeng yang akhirnya mengundurkan diri dari Bakrie Brathers pada 1997. Sempat pula menjadi presenter variety show di layar kaca, Pepeng hingga kini masih sering tampil ditelevisi dengan spesialisasi pembawa kuis.
Lalu bagaimana kegiatan Anda sebagai orang panggung kesenian, jika Anda terpilih nanti?
Saya diskusikan juga dengan teman-teman di PKS, bagaimana apa ente nggak salah pilih milih ane jadi caleg nanti. Misalnya ada banyak hal nanti jadi overlapping. Jawab teman-teman, silakan ke hati nurani ente saja. Itukan yang paling berat. Kalau dibilang ya silakan masuk tapi lepas kegiatan kesenian, kan enak.
Jadi akan tetap berkarir di dunia kesenian?
Saya tetap akan kerjakan karena itu profesi saya. Satu hal yang saya ingin tekankan, bahwa sebagai anggota legislatif kan bukan profesi. Ini amanah. Nah kalau nantinya amanah ini memerlukan waktu yang banyak, saya akan perhitungkan untuk berhenti dahulu di dunia kekesenian.
Adakah kendala artis yang terjun ke politik?
Ya soal pembagian waktu saja.
Orangtua Anda juga politisi?
Bapak dan ibu saya dulunya aktivis.
Bagaimana cara orangtua Anda mendidik Anda waktu kecil?
Bapak saya meninggal saat saya umur 8 tahun. Ibu saya waktu itu berumur 29 tahun. Setelah itu kami hijrah dari Madura ke Jakarta tidak ada modal sama sekali dalam pengertian yang sebenarnaya. Dan, Alhamdulillah ada saudara-saudara yang menampung kami. Ibu saya sampai di Jakarta kuliah lagi.
Ibu saya akhirnya mendapat pekerjaan dan dari penghasilan mengajar dapat mengontrak sebuah rumah di Rawamangun, Jakarta Timur. Kami semua sekeluarga lima bersaudara, saya anak nomor dua semuanya dekat dengan ibu, karena ibu saya dapat menghidupkan figur bapak. Caranya, jika ibu saya ingin melarang sesuatu, dia memeringatkan dengan berkata; dulu bapak kamu mengajarkan seperti ini, seandainya bapak kamu ada dia tidak suka tingkah kamu seperti ini. Pesan bapak kamu yang paling penting kamu harus berguna untuk masyarakat. Pesan bapak kamu yang paling penting berdiri kalau ada ketidakadilan, kalau perlu kita berkelahi untuk meneggakan keadilan.
Ibu sangat berperan dalam kehidupan anak-anaknya termasuk saya. Bahkan hingga saya sudah berumahtangga kehadiran ibu bagi saya masih diperlukan. Pada dasarnya semua anak dekat dengan ibunya. Kedekatan ibu saya dengan anak-anaknya terlihat lantaran saat itu berprofesi sebagai guru. Selain itu ibu saya juga harus menjalani usaha sampingan menjual soto di kawasan Blok A, Jakarta, guna membiayai anak-anaknya agar tetap dapat bersekolah. Setelah saya tumbuh menjadi lelaki yang dewasa, saya disekolahkan SMP di Surabaya dan dititipkan ke teman bapak saya. Setelah saya digodok oleh teman-teman bapak saya untuk menjadi orang-orang pergerakan dan dianggap sudah matang saya
kembali ke Jakarta dan meneruskan sekolah SMA di Jakarta.
Sampai sekarang pun, setelah saya memiliki empat anak, ibu masih dekat dengan saya dan tentunya dekat dengan cucu-cucunya. Bahkan beliau sering diminta jadi Mak Lampir, rambutnya diacak-acak dan beliau mau saja.
Apa cita-cita Anda waktu kecil?
Cita-cita saya waktu kecil ingin menjadi anggota Angkatan Laut. Karena senang melihat pakaiannya, putih dan bersih.
Pernah bercita-cita jadi Presiden?
Tidaklah. Saya tahu dirilah.
Lucu kali ya kalau Anda jadi presiden?
Ha... ha... ha....
Bagaimana Anda mendidik anak-anak Anda?
Dalam kebingungan saya dalam mendidik anak, saya iktikaf di masjid tiga hari, sampai Alhamdulillah saya menjalankan shalat berjamaah di rumah, mulai dari subuh sampai isya. Itukan juga perjuangan. Perjuangan apa, perjuangan membangunkan anak saya di pagi hari. Setelah semua itu saya mencontohkan semua tingkah laku saya, begitu juga mengerjakan shalat. Saya yakin, menjalankan shalat otomatis mengajarkan anak-anak saya untuk disiplin, terutama waktu. Jadi tidaklah mungkin anak itu shalat kalau bapaknya tidak shalat. Seperti yang saya katakan bahwa saya tidak pandai dalam masalah agama makanya keempat anak saya, saya sekolahkan ke sekolah Islam, sehingga saya dapat dengan mudah mendidik mereka karena ada kesamaan visi.
Yang jelas pendidikan untuk anak nomor satunya yaitu menanamkan pendidikan agama. Akidah akan menjadi sumber segalanya untuk kehidupan nanti. Kalau seandainya basic-nya sudah tidak benar, nanti mengambil ilmunya jadi bisa salah.
Memang memiliki empat anak laki-laki yang beranjak remaja itu bagaikan naik jet-coaster. Tegang-tegang nikmat, barangkali. Siapa bilang punya anak laki-laki itu lebih mudah ngaturnya ketimbang anak perempuan. Sekarang ini, keduanya sama saja susahnya!
Saya menginginkan anak-anak saya itu sudah punya keinginan dalam hidupnya. Walau kadang-kadang keinginan itu berlebihan, biarlah. Mereka harus paham tujuan hidupnya sehingga hidupnya itu jadi terarah.
Bagaimana nuansa komunikasi di dalam kehidupan keluarga Anda?
Saya menciptakan nuansa demokrasi. Bahkan dalam memilih liburan kami sepakat hak ada pada anak-anak saya. Hak preogratif saya kalau itu hubungannya dengan keluarga, ada orang meninggal, ada pesta perkawinan, dan ada sesuatu yang memang harus dihadiri keluarga. Saya selalu membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dalam keluargaa sebagai salah satu cara untuk meneropong kegiatan sehari-hari keempat jagoan saya. Saya juga selalu berdiskusi dengan anak-anak, masalah apa saja juga masalah-masalah politik. Saya juga menanamkan pada diri anak saya filosofi kesederhanaan dan kejujuran.
Ketika Pepeng memutuskan untuk menjadi komedian, semprotan dari keluarga langsung diterima. Ayah mertuanya menganggap pekerjaan melawak kurang sesuai dengan gelar kesarjanaan yang disandangnya. ''Peng, coba kamu cari kerja yang layak 'lah,'' begitu kata Pepeng menirukan perkataan mertuanya.
Ternyata, masih kata Pepeng, dahulu melawak bukan perkerjaan layak. Yang layak adalah mereka yang bekerja di kantor dengan dasi di bajunya. ''Tapi sekarang lihat sendiri, banyak orangtua yang menginginkan anak gadisnya berjodoh dengan pelawak,'' seloroh bapak dari empat anak yang semuanya laki-laki --Ferre Mohammad (Mamas), Gemirio Mohammad (Mio), Harlow Mohammad (Lalo), dan Izra Mohammad (Izra)-- ini.
''Coba kalau dulu Pepeng patuh pada ayah-mertuanya, maka sekarang tidak akan ada Kuis Jari-Jari... ha.. ha.. ha..,'' tawa suami dari Utami Mariam Siti Aisyah ini terbahak.
Kenapa Anda memilih jalur musik humor dan akhirnya menjadi seorang standing comedian?
Kenapa saya pilih konsep berkesenian saya musik dan humor karena konsep yang paling mudah dicerna orang adalah humor. Berhumor dianggap mewakili 'orang-orang sinting', tapi menurut saya sebenarnya humor adalah kumpulan orang-orang cerdas karena tidak gampang membikin orang ketawa. Karena apa, satu hal kalau humoris itu sekali makan jadi kotoran, kalau musik kan semakin didengerin semakin nyaman. Coba kalau ngelawak satu tema kalau didengerin lagi pasti basi. Jadi kalau ngelawak itu harus selalu inovasi.
Bagimana menyikapi profesi Anda sebagai pelawak?
Saya tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang yang terjun di bidang seni khusunya pelawak. Awalnya saya mencari uang untuk biaya kuliah. Tapi, walaupun saya tidak pernah bermimpi kini ternyata telah menjadi sebuah pilihan profesi untuk hidup saya. Sebenarnya dibandingkan dahulu, pekerjaan sebagai komedian, kini sudah dianggap sebuah usaha bergengsi yang bisa dibanggakan.
Seorang pelawak itu dituntut mempunyai kreativitas tinggi. Dia setiap waktu harus mampu menggali materi lawakan baru agar bisa membuat orang tertawa. Coba bayangkan, kalau lawakan kita dari waktu ke waktu tidak berubah. Jadinya basi. Penikmat lawak di Indonesia pengetahuannya juga belum merata. Hal ini pernah dialami ketika saya melawak dalam sebuah acara. Yang tertawa hanya sebagian penonton, sedangkan yang sebagian lagi bengong saja. Secara umum, materi lawakan yang bisa membuat orang tertawa adalah
lawakan mengenai politik dan pornografi. Pasti semua orang tertawa.
sumber : wiwithidayati.blogspot.com
Post a Comment