Header Ads

ad

Nasir Djamil: Pemuda Aceh Telah Menghadirkan Peristiwa Besar bagi Bangsa Ini


BANDA ACEH (5/5) – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil menggelar reses penutupan masa sidang III DPR RI di kampung halamannya, Aceh. Salah satunya adalah menjadi pembicara dalam seminar bertajuk Peran Pemuda dalam Menjaga dan Merawat Perdamaian Aceh yang digelar di Gedung STAIN Meulaboh, Selasa (5/5/2015).

Nasir Djamil dalam acara itu mengungkapkan, Aceh memiliki sejarah konflik yang sangat panjang. Ribuan rakyat tewas dalam perang. Ekonomi hancur, tatanan sosial kacau, mental, dan psikologis masyarakat drop. Tak hanya soal konflik, tahun 2004 tsunami melanda Aceh. Pasca tsunami, menurutnya, menjadi titik awal dari resolusi konflik dan secercah harapan damai muncul.

"Pada 15 Agustus 2005 kemudian ditandatangani MoU antara Pemerintah RI dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki Finlandia dan Aceh pun damai. Pemuda Aceh telah menghadirkan peristiwa-peristiwa besar bagi bangsa ini. Bersama para ulama, pemuda Aceh telah membutikan bahwa satu-satunya wilayah nusantara yang tidak bisa dikuasai oleh Belanda," ujarnya.

"Saat ini Aceh sudah damai setelah berhasil melewati sejarah yang panjang dan penuh dinamika bagi masyarakatnya. Pemuda Aceh, harus mampu menjaga anugerah perdamaian ini yang begitu mahal ini. Memelihara perdamaian Aceh yang sudah terbentuk ini merupakan harga mati dan kewajiban semua pihak termasuk pemuda Aceh," Nasir menegaskan.

Sebelumnya, Nasir Djamil juga bertemu dengan seratusan tokoh masyarakat, pemuda, dan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam acara resesnya yang di gelar Hotel Kana, Calang, Aceh Jaya, Senin (4/5/2015).

Dalam kesempatan tersebut sejumlah tokoh menyampaikan berbagai aspirasi terkait persoalan yang selama ini mendera kehidupan masyarakat khususnya yang berada di Kabupaten Aceh Jaya. "BBM naik, harga sembako naik tapi pendapatan masyarakat turun," ujar salah satu tokoh asal Calang, Adiansyah dalam pertemuan tersebut.

Tak hanya itu, Adiansyah yang juga petani karet ini meminta Nasir Jamil menyampaikan kepada koleganya di DPR dan Pemerintah untuk memperhatikan petani karet. "Perjuangkan penurunkan harga komuditas atau naikkan harga barang produk masyarakat. Saat ini hidup kami juga makin berat ketika harga karet turun. Kami berharap Pak Nasir Djamil menyampaikannya ke pusat agar harga Karet ini naik kembali," ujarnya.

Sementara itu, Rojali dalam pertemuan itu menyeroti persoalan narkoba di wilayah Kabupaten Aceh Jaya. Menurutnya, Aceh sudah masuk ke dalam darurat narkoba. Sejumlah kasus pelanggaran hukum yang terjadi akhir ini didominasi oleh kasus narkoba.

"Kasus hukum yang terjadi disini mayoritas kasus narkoba, itu bisa dilihat dari tahanan yang berada di polsek wilayah Aceh Jaya. Belum lagi kasus sipir yang terlibat dalam peredaran narkoba dalam penjara," ujarnya.

Rojali berharap, para anggota legislatif baik di daerah maupun di pusat memikirkan persoalan ini. Sebab, jika ini dibiarkan akan mengancam kehidupan di Aceh khususnya di Aceh Jaya. Menanggapi hal ini pria yang akrab disapa Bang Endje ini memahami kehidupan masyarakat yang berat ini. Nasir Djamil mengungkapkan kabinet kerja Pemerintahan Jokowi hingga saat ini belum bekerja maksimal menyikapi persoalan rakyat.

"Kenaikan sembako dan BBM ini memang telah memberikan dampak kepada masyarakat, kita harapkan tak lama lagi pemerintahan ini akan mengubah kebijakannya sehingga beban masyarakat berkurang," tandasnya.

Terkait persoalan narkoba, Nasir menjelaskan bahwa untuk menjawab persoalan tersebut tak cukup dengan pendekatan hukum saja namun ada hal lain yang juga harus dilakukan. "Kita harus melakukan pendekatan sosial dan budaya. Persoalan ini bukan hanya persoalan pemerintah tapi ini merupakan persoalan kita bersama," ujarnya.

"Saya yakin, kalau semua sinergis, penyelesaian secara hukum, sosial dan budaya menyatu, persoalan narkkoba di Aceh akan selesai," pungkasnya.

Keterangan Foto: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Nasir Djamil saat menjadi pembicara dalam seminar "Peran Pemuda dalam Menjaga dan Merawat Perdamaian Aceh" di Gedung STAIN Meulaboh, Aceh, Selasa (5/5/2015).

Sumber: http://www.tribunnews.com

Tidak ada komentar