Header Ads

ad

Imunisasi Ideologi Strategi Hadapi Bahaya Radikalisme


JAKARTA (11/5) – Sistem pertahanan nasional harus diperkuat dan sosialisasi tentang ideologi bangsa perlu dilakukan dengan langkah terukur dan sistematis. Semua elemen bangsa harus terlibat dalam upaya menghadapi radikalisme yang kian merebak di Indonesia, salah satunya dengan imunisasi ideologi.

"PKS memandang radikalisme harus dihilangkan. Namun caranya tidak boleh represif dan sewenang-wenang. Karena represif hanya akan menimbulkan radikalisme baru," ujar Wakil Ketua Fraksi PKS MPR RI, Ahmad Zainuddin, dalam Seminar Nasional bertema 'Upaya Penanggulangan Radikalisme Melalui Imunisasi Ideologi' di Hotel Pendopo 45, Parung, Bogor, Jawa Barat, Ahad (10/5).

Zainuddin mengatakan Fraksi PKS MPR sangat memahami bahaya radikalisme bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI. Apalagi Pasal 10 UU Nomor 27 tahun 2009 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 42 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, telah mengamanatkan kepada setiap Anggota MPR untuk memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan UUD NRI 1945, mempertahankan kerukunan nasional, dan menjaga keutuhan NKRI.

Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Ibnu Khaldun, HE Bahruddin mengatakan munculnya radikalisme karena faktor politik, ekonomi, pemikiran, hukum, psikologis, dan pendidikan. Merebaknya radikalisme karena munculnya ketidakadilan dan ketimpangan dalam bidang-bidang tersebut.

"Eksekutif, legislatif dan yudikatif harus menjadi contoh yang baik dan mengedepankan sikap dan perilaku adil, baik di politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum. Sehingga tidak menjadi penyebab lahirnya radikalisme baru," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Indonesian Reform (CIR) Sapto Waluyo menambahkan imunisasi ideologi merupakan penanaman nilai atau orientasi yang harus dilakukan sejak dini dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan pergaulan. Pembangunan karakter serta kepribadian diri akan membentuk seseorang memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan.

Lulusan Nanyang Technological University (NTU) itu melanjutkan bahaya kekosongan ideologi membuat masyarakat rentan terprovokasi oleh kelompok yang memiliki kepentingan tersembunyi.

"Justru kegiatan rohis di sekolah itu sebenarnya salah satu bentuk imunisasi ideologi, karena kalau tidak ada rohis, berbagai ideologi radikal bisa masuk ke sekolah. Banyak anggota rohis yang berprestasi olimpiade, yang di luar justru terlibat tawuran," imbuhnya.

Keterangan Foto: Wakil Ketua Fraksi PKS MPR RI, Ahmad Zainuddin.

Tidak ada komentar