Header Ads

ad

Pentingnya Ketahanan Keluarga untuk Jaga Kultur Siber Milenial

Bandung (6/11) – Anggota Komisi IX DPR bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mensosialisasikan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di Bandung daerah pemilihannya di Pangalengan, Kabupaten Bandung (6/11/2017). 

Ketua Bidang Pekerja, Petani dan Nelayan DPP PKS ini ini memberi perhatian khusus pada ketahanan keluarga untuk mengendalikan prilaku generasi muda dalam beraktivitas di media sosial. 

“Kita merasakan kultur siber di tengah masyarakat yang terjadi saat ini cukup menyesakkan karena tampak masih rendah dalam hal menjaga keamanan, kenyamanan dan keadilan diantara sesama penggunanya. Di jendela maya tersebut bebas diumbar semua hal hingga yang melanggar norma-norma agama sekalipun dan seringkali tidak mengenal waktu sehingga memancing penggunanya bahkan mengganggu kehidupan lingkungannya mulai dari keluarga hingga pergaulan yang nyata di sekitarnya,” urai legislator PKS itu.

Sejalan dengan karakteristik generasi milenial yang menjadikan teknologi sebagai gaya hidup, ekspresif dan eksploratif, komunikasi lebih banyak dengan gadget dan cenderung lebih suka pada yang visual, instan, waktu yang riil, tidak begitu peduli pada privasi dan bersedia berbagi rincian intim tentang diri mereka dengan orang asing dan adanya kultur membuat status aktifitas sehari-hari. 

Agar generasi milenial ini dalam pergaulannya di dunia maya tetap dapat terjaga agar tidak menimbulkan kerawanan bagi dirinya maupun lebih jauh hubungannya dengan orang lain dalam kehidupan dunia nyata maka perlu adanya penjagaan dan penjagaan yang paling mendasar adalah dari ketahanan yang bermula dari keluarganya sehingga dapat menjaga kultur siber yang sehat. 

Ketahanan keluarga yang dimaksud Adang adalah peran penguatan aspek spiritual, kesejahteraan, keamanan atau kenyamanan dan keadilan dimulai dari keluarga oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Dengan pemahaman dan penguatan aspek-aspek ketahanan keluarga tersebut maka masyarakat generasi milenial akan semakin bijak dalam menjalankan kehidupannya baik di dunia maya maupun di dunia nyata dan keduanya dijadikan sarana untuk berbuat kebaikan. 

Hasil ketahanan keluarga maka setiap anggota masyarakat saat berinteraksi di dunia maya tidak terlepas dari dunia nyata sehingga sebagai pribadi yang kokoh dengan ahlak yang baik maka akan tercermin dalam perilaku mencari informasi dan berkomunikasi di dunia maya. Tidak terjadi pribadi yang mempunyai kepribadian ganda riang gembira di dunia maya dengan visualisasi yang penuh dinamika namun ternyata menjadi pribadi yang “introvert” penuh kemurungan di dunia nyata sehingga menjadi pribadi ganda yang membingungkan lingkungannya. Yang bersangkutan dapat menahan diri untuk selalu bersikap positif dalam berinteraksi dengan siapapun. 

Ketahanan keluarga perlu didukung dengan kehidupan keluarga yang terencana agar 4 (empat) aspeknya dapat dijadikan target bersama pencapaiannya. Empat aspek tersebut tidak menjadi beban tapi merupakan kebutuhan dari anggota keluarga untuk menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. Maka dirancanglah media dan cara agar Empat aspek tersebut dapat mulus terwujud dalam kehidupan keluarga dengan hasil terbentuknya pribadi yang kokoh di era milenial ini. Salah satu program yang utama adalah bagaimana menumbuhkan kultur siber sehat yang terjaga dalam keluarga. 

“Saya berharap, dengan ketahanan keluarga yang kokoh maka karakteristik lain dari generasi milenial seperti generasi yang umumnya ternaungi karena lahir dari keluarga yang terdidik, multi talenta,selalu yakin,optimis dan percaya diri, keinginan mencapai prestasi, cenderung kolaboratif dan interatif dalam kerja sama tim selain lebih permisif terhadap keberagaman, dibarengi dengan kemampuan mandiri dalam penguasaan teknologi komunikasi dapat dioptimalkan untuk kebaikan dirinya dan lingkungannya tersebut untuk tujuan kebaikan dunia maupun akhirat,” pungkas Adang Sudrajat.

Tidak ada komentar