Header Ads

ad

Indonesia Bisa Kawal Rekonsiliasi Hamas-Fatah

Jakarta -- Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS, Sukamta mengatakan Indonesia sebagai salah satu anggota OKI dapat terus menggalang dukungan internasional untuk kemerdekaan Palestina.
Sukamta menyebutkan, Indonesia bisa mendorong OKI agar membentuk komite khusus yang bertugas menindaklanjuti 23 isi kesepakatan KTT Luar Biasa OKI 2016 lalu di Jakarta yang lebih dikenal dengan Deklarasi Jakarta.
"Termasuk untuk menindaklanjuti rekonsiliasi Hamas-Fatah agar tetap bertahan mengingat rekonsiliasi-rekonsiliasi sebelumnya mengalami kegagalan. Perlu juga didorong dukungan internasional untuk terus meningkatkan status keanggotaan Palestina di PBB," ujar Sukamta dalam Seminar Internasional dengan tema "50 years of Israeli's occupation on Palestina Territories" di Kampus UI Salemba, Jakarta, Rabu (1/11).
Secara umum, Sukamta menyebut Palestina belum bisa merdeka sejak okupansi Israel 50 tahun silam karena faktor internal dan eksternal.
Faktor internal di antaranya adalah ketidaksolidan Palestina. Faktor eksternal, papar Anggota Komisi I DPR RI ini, diantaranya adalah dinamika sikap politik elit negara-negara besar seperti misalnya AS di bawah Trump, menguatnya kelompok ultra kanan di Eropa dan negara-negara Timur Tengah sendiri yang sibuk dengan konflik masing-masing.
"Namun perkembangan kondisi internal Palestina hari ini cukup signifikan dengan ditandatanganinya rekonsiliasi antara Hamas dengan Fatah yang selama 1 dekade berseteru," papar Sukamta.
Lebih lanjut, Sukamta menuturkan Indonesia juga diharapkan dapat menularkan pengalamannya dalam mencapai kemerdekaan dengan dua jalur, yaitu jalur perjuangan senjata sekaligus perjuangan lewat jalur diplomasi di forum-forum internasional.
"Perjuangan perang gerilya Panglima Besar Jenderal Soedirman dengan tentaranya mampu menguatkan posisi tawar Indonesia di forum internasional yang mampu memaksa Belanda mengakui kemerdekaan Palestina secara penuh," kata politisi asal Yogyakarta ini.
Sukamta melanjutkan, dengan perjuangan senjata sekaligus perjuangan melalui diplomasi seperti itu, juga dengan soliditas Palestina dengan dukungan penuh internasional jalan terang menuju Palestina merdeka bukanlah mimpi.
Hadir dalam diskusi tersebut, Usman Hamid (Amnesty International), Lina Fattom (Amnesty International Palestine), Makarim Wibisono (pakar), M. Luthfi Zuhdi (direktur SKSG UI), Desra Percaya (Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kemenlu RI) dan Kedubes Palestina.

Tidak ada komentar