Nasionalisme Indonesia Harus Merasuk di Hati dan Pikiran Seluruh Pemuda Indonesia
Jakarta (26710) -
Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mendorong agar makna Nasionalisme
tidak hanya dipahami secara seremonial, tapi benar-benar merasuk dan
menjadi nilai yang tertanam dalam diri setiap anak bangsa di Republik
Indonesia, khususnya kepada para pemuda.
“Nasionalisme Indonesia bukan hanya
harus kita jaga, tapi juga harus kita kokohkan. Perkembangan peradaban
dunia serta perkembangan teknologi, kalau kita tidak miliki nasionalisme
yang kuat, lambat laun akan mengikis nasionalisme itu. Nasionalisme
hanya akan berbentuk upacara pada hari besar, nyanyian, lambang tapi
Fraksi PKS ingin Nasionalisme itu benar merasuk pada hati dan pikiran
kepada seluruh pemuda di Indonesia,” jelas Jazuli saat memberikan
sambutan dalam acara Seminar “Sumpah Pemuda dalam Penguatan Karakter dan
Identitas Bangsa”, di DPR, Rabu (26/10).
Acara yang terselenggara dalam rangka
memeringati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2016 mendatang ini, turut
mengundang Staf Ahli Kemendikbud Arie Budhiman, Pendiri Yayasan
Indonesia Mengajar Anies Baswedan, Ketua Komisi MPP PKS Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan Abdi Sumaithi, dan Penulis Bidang Pendidikan
Irfan Hidayatullah.
Jazuli menambahkan, apa yang dilakukan
Fraksi PKS selama ini sudah mengejawantahkan semangat untuk menanamkan
nasionalisme tersebut dalam diri setiap pemuda dan seluruh masyarakat
Indonesia.
“Fraksi PKS satu-satunya di DPR yang
menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Kebangsaan, dan itu kita buat tiap
tahun. Fraksi PKS juga pernah menyelenggarakan Lomba Kitab Kuning
sebagai bagian rujukan tradisi ilmiah Umat Islam,” tegas wakil rakyat
sejak tahun 2004 tersebut dari Daerah Pemilihan Banten Raya ini.
Oleh karena itu, Jazuli berharap
pengokohan tersebut seharusnya dapat serius dilakukan oleh pemerintah
Indonesia. Oleh karena, Nasionalisme tersebut dapat menjaga pergeseran
nilai karena lemahnya terhadap komitmen terhadap nilai kebangsaan
Indonesia.
“Banyak kacung-kacung asing yang datang
ke republik ini, merongrong nasionalisme seluruh elemen Bangsa
Indonesia. Mereka hanya jadi calo-calo asing, atas nama kebebasan. Tapi,
kitalah yang akan menjaga. Kebebasan di Republik Indonesia bukanlah
kebebasan yang tanpa batas. Kita punya Pancasila dan UUD 1945, yang
menjunjung tinggi sila pertama Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,” tegas
Anggota Komisi I DPR RI ini.
Dengan adanya seminar ini, Jazuli
berharap Bangsa Indonesia akan menghayati kembali persoalan kebangsaan
Indonesia, yang dimulai sejak Sumpah Pemuda dideklarasikan pada 28
Oktober 1928, khususnya pada persoalan menjunjung tinggi bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia.

Post a Comment