Dua Hal Agar Perempuan Indonesia Bisa Kontribusi untuk Bangsa
Jakarta (17/8) -
Perempuan Indonesia harus saling mengingatkan pentingnya kontribusi
membangun bangsa agar dapat berdikari. Berdikari sendiri bisa dilakukan
dengan dua cara.
Hal tersebut dikatakan Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS Wirianingsih.
"Pertama, perempuan sebagai sosok yang
memiliki peran penting di dalam keluarga yaitu mendidik generasi dan
mendampingi para suami di dalam rumah. Hendaknya mengingatkan tentang
pembentukan karakter sebagai pribadi yang merdeka. Pribadi yang bisa
memperjuangkan hak-haknya sebagai sebuah generasi bangsa," tutur
Wirianingsih di Jakarta, Rabu (17/8).
Contoh sederhana, lanjut Wirianingsih,
seorang ibu kepada anak-anak dalam menghidupkan alam demokrasi dalam
keluarga, mendengarkan pendapat mereka dan memberikan arahan-arahan agar
menjadi pribadi yang jujur, menjadi pribadi yang berani mengatakan
tidak pada hal yang dapat menjerat dirinya dari perilaku yang buruk
seperti mencuri, mengambil yang bukan haknya, atau bullying terhadap
temannya, tidak memegang sopan santun dan tidak mengerti hak-hak orang
lain.
"Yang kedua perempuan sebagai individu
mempunyai kewajiban penting sebuah aktualisasi diri, menyampaikan
pendapatnya, berpolitik, kontribusi dalam masyarakat, memberikan
sumbangsih terbaik dalam ilmunya pada masyarakat luas," imbuhnya.
Menurutnya, peran perempuan dalam
politik Indonesia itu tidak hanya dalam bentuk politik praktis. Tapi
juga bisa peduli dalam pemilihan kepala daerah apabila ada cagub atau
cakada yang tidak jujur, money politic, dan tahu bagaimana membangun
kesadaran politik Indonesia yang jujur.
Hal tersebut, kata dia, juga bagian dari
partisipasi politik, termasuk mengajarkan kesadaran pada anak-anak
peduli terhadap urusan negara, misal harga yang sering naik ketika bulan
Ramadhan, atau kabinet yang sedang memprihatinkan.
"Nah, inilah harus dibangun kesadaran di
keluarga. Banyak hal yang bisa dikerjakan. Perempuan PKS ingin
membangun kesadaran sebagai perempuan pelopor, ingin menumbuhkan
semangat kepahlawanan dalam membangun bangsa dan negara. Semangat yang
tidak hanya ditumbuhkan saat hari kemerdekaan tapi harus dibangun setiap
saat,"jelasnya.
Wirianingsih berharap pemerintah
memahami bahwa apa yang mereka kerjakan saat ini sebagai seorang
pemimpin dilihat oleh generasi muda Indonesia, yang 20 tahun dan 30
tahun ke depan akan memimpin bangsa.
"Jangan sampai perilaku buruk para
pemimpin akan didaur ulang oleh generasi ke depan. Saya sangat tidak
sepakat jika para pemimpin sekarang tidak menyadari peran penting ini.
Kalau menyadari apa yang kita lakukan adalah sebuah keburukan dan
bagaimana kalau anak kita ke depan meniru terhadap kesalahan yang
memalukan, jangan harap Indonesia akan maju dan bermartabat,"
pungkasnya.
Post a Comment