Khalid Bin Walid Dipecat Untuk Kedua Kalinya dan Untuk Selamanya
Islamedia
– Pada tahun 17 Hijriah, Khalid bin Walid kembali diuji dengan
pemecatannya yang kedua, saat itu beliau sedang berada di Qinsirin.
Amirul Mukminin mengetahui bahwa Khalid
bin Walid dan Iyadh bin Ghanam melakukan penyerangan terhadap Romawi
sampai masuk jauh ke dalam wilayah mereka. Pasukan keduanya membawa
harta rampasan perang yang banyak.
Setelah itu orang-orang dari berbagai
wilayah Syam datang untuk meminta harta rampasan kepada Khalid bin
Walid, di antaranya Asy’ats bin Qais Al-Kindi. Khalid bin Walid
memberikan kepadanya 10.000 dirham, dan hal ini diketahui oleh Amirul
Mukminin.
Mengetahui peristiwa itu, Umar Al-faruq
menulis surat kepada Abu Ubaidah, panglima angkatan bersenjata di Syam.
Dia meminta Abu Ubaidah agar memeriksa Khalid bin Walid tentang sumber
harta yang ia berikan kepada Asy’ats. Umar kemudian memberhentikan
Khalid bin Walid dari jabatan militer untuk selamanya.
Khalid bin Walid diminta datang ke
Madinah untuk melakukan pemeriksaan. Ia diperiksa dihadapan Abu Ubaidah.
Abu Ubaidah menyerahkan urusan pemeriksaan terhadap kurir Khalifah.
Sementara kurir khalifah menyerahkan urusan pemeriksaan kepada mantan
budak Abu Bakar.
Selesai pemeriksaan terbukti bahwa
Khalid bin Walid tidak melakukan suatu kesalahan. Pemberian uang
sebanyak 10.000 dirham dari harta rampasan perang terhadap Asy’ats yang
dilakukannya sudah sesuai dengan prosedur.
Seusai pemecatannya, Khalid bin Walid
berpamitan kepada penduduk Syam. Dan yang cukup berat baginya adalah
perpisahan antara komandan perang dengan pasukannya. Di Hadapan
orang-orang dia berkata:
“Sesungguhnya Amirul Mukminin telah
menugaskanku menjadi komandan perang di Syam dan memecatku ketika datang
musim panen gandum dan madu”.
Kemudian ada seorang lelaki yang bangkit dan berkata kepadanya, “Sabarlah wahai komandan. Sesungguhnya jabatan adalah cobaan.”
Betapa sikap Khalid bin Walid ini
merupakan buah dari keimanan yang kuat. Kekuatan spiritual apa yang
mengendalikan diri Khalid bin Walid pada situasi yang demikian kompleks?
Dari mana datangnya petunjuk kepada Khalid bin Walid sehingga dia dapat
memberikan jawaban yang tenang dan penuh hikmah.
Orang-orang pun tenang setelah mendengar
jawaban Khalid bin Walid yang berisi tentang dukungannya kepada
kebijaksanaan Amirul Mukminin Umar bin Al Khattab.
Dengan demikian, mereka mengetahui bahwa
komandan mereka yang dipecat bukanlah termasuk dari orang-orang yang
mengharap singgasana kebesarannya di atas kekacauan dan revolusi. Dia
termasuk orang yang berpikiran untuk menjaga persatuan umat.
Khalid kemudian berangkat ke Madinah
menemui Amirul Mukminin. Amiril Mukminin berkata, “Wahai Khalid,
sesungguhnya engkau di sisiku sangatlah mulia dan engkau adalah
kekasihku.” Umar juga menulis surat yang dikirimkan ke berbagai wilayah
sbb:
Sesungguhnya aku memecat Khalid bin
Walid bukan karena aku benci kepadanya atau dia berkhianat. Akan tetapi
orang-orang terlalu menghormatinya. Saya khawatir mereka akan
menggantungkan kemenangan dalam medan pertempuran terhadap dirinya. Saya
juga berharap mereka mengetahui bahwa Allah lah yang memberikan
kemenangan. Saya juga berharap supaya mereka tidak tergoda dengan
kehidupan dunia.
[1] Al-Aqqad, Abqariyatu Umar, hal.154-156.
[2] Tarikh Ath-Thabari, jilid V, hal. 41.
[3] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 324.
[4] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 247 dan Al Kamil fi At-tarikh, jilid II, hal. 165.
[5] Shadiq Arjun, Khalid bin Walid, hal. 247.
[6] Tarikh Al-madinah, jilid V halam 43.
Diringkas dari Prof. DR. Ali Muhammad
Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Khattab, Pustaka Al-Kautsar 2013 dan
dipublikasikan pertama oleh oasemuslim.com

Post a Comment