KETAWADHU'AN DALAM BERPOLITIK
Mh Siroj
Tawadhu' tak dikenal sbg idiom politik. kata tawadhu sering dinisbahkan pada aspek keberagamaan seseorang.
Namun, PKS telah menempatkan TAWADHU' sbg political culture. Tak heran, nama setenar ANIS MATTA, Presiden PKS periode 2010-2015, mantan orang nomor wahid di eksekutif PKS yang telah menyelamatkan kapal PKS saat badai politik menghempas jagat perpolitikan Indonesia, kini didapuk " hanya" sbg ketua bidang kerjasama internasional di susunan Pengurus DPP PKS 2015-2020. Struktur yang nangkring dibawah presiden, sekjen dan bendahara, yang dulu berada dibawah kendalinya.
Bagi masyarakat umum, ini bisa dianggap "aneh" dan tak biasa. tetapi dalam tradisi organisasi dan kepemimpinan PKS, political culture ini menjadi hal biasa dan jamak. memang berat secara mental. bagaimana bisa, seorang mantan presiden tiba2 turun derajat sekelas ketua bidang. Tetapi bukankah norma islam telah mengajarkan, dan sejarah peradaban islam telah membuktikan, bahwa jabatan itu bukan KEMULIAAN tetapi BEBAN yang kelak harus dipertanggungjawabkan.
Saya teringat dalam bbrp tausiyah politik Anis Matta, bahwa " seorang kader itu harus siap berada dalam posisi apapun, karena tantangan sebuah keniscayaan perjuangan". " seorang pahlawan selalu lahir ditengah himpitan dan tantangan besar. ia harus siap mendaki penjalanan terjal, kadang diatas atau dibawah". Agaknya, tausiyah ini yang kini tengah dibuktikan Anis Matta.
Inilah paradigma baru, yang harus dibudayakan dalam jagat politik Nusantara, bahwa Jabatan bukanlah "kue" yang harus diperebutkan. ia sekedar aksesoris yang menempel sesaat, tak abadi. Jabatan tak lebih dari secarik kertas yang dicoret dengan pensil biru. jabatan, bukan pula takaran yang membuat seseorang mulia atau nista, karena hanya ada satu ukuran kemuliaan, yaitu TAQWA.
Saat pemilihan presiden PKS dalam musyawaroh majlis syuro PKS beberapa waktu lalu, ANIS MATTA telah menunjukkan kelasnya sbg politisi tawadhu' dan dedikatif. Saat mayoritas perwakilan DPW-DPW se Indonesia mendukung dan memilihnya sbg presiden PKS periode 2015-2020, justru beliau menampiknya, dan mempersilahkan yang lain dipilih sbg presiden.
Sebuah teladan besar, yang bisa mengubah sejarah indonesia!!!.
bukankah carut marutnya bangsa ini dan hiruk pikuknya jagat perpolitikan di negeri ini, salah satunya, disebabkan krn " keangkuhan" dan kerakusan prilaku politik? hingga kadang tak ada ruang kebersamaan dan ukhuwwah. ikatan politik lebih karena ikatan kepentingan, bukan hati dan nurani.
Ahlan Wasahlan DR. Shohibul Iman. lelaki cerdas, kalem dan bersahaja. Seorang teknolog yang menempuh pendidikan S1-S3 di Jepang. beliau juga mantan Rektor paramadina, penggati almarhum cak Nur Kholis Majid.
Insya allah, melalui ikhtiarmu dan ikhtiar seluruh kader se Indonesia, PKS makin bersinar, menyinari bumi pertiwi, negeri tercinta; INDONESIA.
SELAMAT MUNAS PKS
Rakyat mendambamu.
Post a Comment