Header Ads

ad

"Dere La Toron Ka Tana" Tradisi Masyarakat Bondowoso Menjelang Idul Fitri

PKS Bondowoso - (17/7) Sehari menjelang Idul Fitri, masyarakat Bondowoso mempunyai kebiasaan menyembelih hewan seperti kambing atau sapi. Kebiasaan itu menurut mereka sebagai pertanda rasa syukur karena diberi kekuatan dan kesempatan oleh Allah untuk bisa melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh. Masyarakat setempat menyebut kebiasaan tersebut sebagai "Dere la toron ka tana" atau darah hewan yang disembelih sudah turun/menyentuh ke tanah.

Di Desa Tlogosari, adat penyembelihan hewan juga dilaksanakan oleh Aleg PKS. Sebagai tanda syukur dan untuk memelihara kebersamaan, Fathorasi yang diamanahi sebagai ketua Fraksi PKS Bondowoso di DPRD Bondowoso juga ikut serta memelihara kebiasaan tahunan tersebut. Kali ini dia menyumbang 1 ekor sapi. Dibantu masyarakat, pria berkaca mata minus ini turut serta menyembelih dan membagikan daging sapi kepada masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

Salah satu yang memotivasi dia untuk melestarikan kebiasaan tersebut adalah agar masyarakat tidak salah pengertian terhadap konsep "dere la toron ka tana." Sebagaian orang menganggap setelah darah hewan yang disembelih menyentuh tanah maka pada saat itu juga dia boleh membatalkan puasa. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip ibadah puasa, dimana baru boleh berbuka setelah mendengar adzan maghrib. Sebelum sapi disembelih, Fathor yang sudah 2 periode menjadi wakil rakyat ini memberi informasi dan pemahaman tentang tidak bolehnya para penyembelih untuk membatalkan puasa ketika "dere la toron ka tana." Berkat pendekatannya, masyarakat kini dapat tetap melestarikan kebiasaan tanpa harus mengorbankan norma keagamaan.
 







Tidak ada komentar