Sigit Ajak Masyarakat Kembangkan Budaya Grapyak
Anggota FPKS DPR RI asal daerah pemilihan
Surabaya-Sidoarjo, Sigit Sosiantomo mengajak masyarakat mengembangkan
budaya grapyak (ramah, suka menyapa sesama) dan dakwah yang lebih luwes.
Hal itu disampaikan saat melakukan agenda Sosialisasi Empat Pilar
Kebangsaan MPR RI di Kantor DPD PKS Surabaya.
Budaya grapyak ini, menurut Sigit, sangat diperlukan sebagai resep sederhana tapi mujarab untuk mempererat persaudaraan di tengah masyarakat yang beban hidupnya makin berat.
“Bila kita semua terbiasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin kita semua akan makin guyub, makin rukun, dan bisa saling berbagi kebahagiaan,” kata alumnus ITS Surabaya ini.
Anggota parlemen yang sudah dua periode terpilih sebagai wakil rakyat ini menyayangkan mulai melemahnya semangat guyub rukun di tengah masyarakat. Lebih jauh, Sigit meyakini, budaya grapyak ini merupakan aplikasi paling mudah dan murah untuk memperkokoh NKRI. Karena bila warga bangsa kokoh sedulurannya, kokoh pula ikatannya sebagai sebuah bangsa.
“Barangkali banyak yang mengira ini masalah sepele. Tapi sesungguhnya ini adalah ajaran yang terkandung g dalam Islam. Merupakan saripati budaya bangsa, yang tentu juga menjadi nilai-nilai penting Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar anggota Komisi V DPR RI itu.
Budaya grapyak ini, menurut Sigit, sangat diperlukan sebagai resep sederhana tapi mujarab untuk mempererat persaudaraan di tengah masyarakat yang beban hidupnya makin berat.
“Bila kita semua terbiasa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, saya yakin kita semua akan makin guyub, makin rukun, dan bisa saling berbagi kebahagiaan,” kata alumnus ITS Surabaya ini.
Anggota parlemen yang sudah dua periode terpilih sebagai wakil rakyat ini menyayangkan mulai melemahnya semangat guyub rukun di tengah masyarakat. Lebih jauh, Sigit meyakini, budaya grapyak ini merupakan aplikasi paling mudah dan murah untuk memperkokoh NKRI. Karena bila warga bangsa kokoh sedulurannya, kokoh pula ikatannya sebagai sebuah bangsa.
“Barangkali banyak yang mengira ini masalah sepele. Tapi sesungguhnya ini adalah ajaran yang terkandung g dalam Islam. Merupakan saripati budaya bangsa, yang tentu juga menjadi nilai-nilai penting Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar anggota Komisi V DPR RI itu.
Post a Comment